Tanggungjawab
terhadap pertumbuhan pemuda merupakan sebuah tanggung jawab yang besar. Karena
pemuda itu adalah amanah di pundak orang tua dan semua orang akan dimintai
pertanggungjawaban terhadap orang-orang yang berada di bawah tanggungannya.
Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ
وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ
غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا
يُؤْمَرُونَ (6)
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman , peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; para penjaganya adalah
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.” (QS. At-Tahrim:
6)
Fitnah-fitnah yang melanda di kalangan kaum muslimin
Kita sekarang berada pada zaman yang penuh dengan beragam keburukan dan
cobaan yang bertebaran, sehingga karena saking banyaknya cobaan, seakan cobaan
berikutnya membuat cobaan sebelumnya terasa lebih ringan.
Mungkin ini
merupakan bukti kebenaran sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
:
وَإِنَّ أُمَّتَكُمْ هَذِهِ جُعِلَ عَافِيَتُهَا
فِي أَوَّلِهَا، وَسَيُصِيبُ آخِرَهَا بَلَاءٌ، وَأُمُورٌ تُنْكِرُونَهَا،
وَتَجِيءُ فِتْنَةٌ فَيُرَقِّقُ بَعْضُهَا بَعْضًا، وَتَجِيءُ الْفِتْنَةُ
فَيَقُولُ الْمُؤْمِنُ: هَذِهِ مُهْلِكَتِي، ثُمَّ تَنْكَشِفُ وَتَجِيءُ
الْفِتْنَةُ، فَيَقُولُ الْمُؤْمِنُ: هَذِهِ هَذِهِ، فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ
يُزَحْزَحَ عَنِ النَّارِ، وَيُدْخَلَ الْجَنَّةَ، فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ
وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
Artinya:
“Sesungguhnya kalian (umat) yang dijadikan keselamatannya di permulaannya,
sedangkan masa akhirnya akan tertimpa musibah dan hal-hal yang kalian ingkari. Dan cobaan akan berdatangan sehingga dari cobaan tersebut
(menyebabkan) cobaan yang lain terasa ringan. Saat cobaan terjadi, seorang
mukmin akan mengatakan, “Inilah masa kebinasaanku,” kemudian cobaan itu
berlalu.
Lalu datang lagi cobaan (yang lain), seorang mukmin mengatakan, “Ini
masa kebinasaanku”. Maka barangsiapa yang suka diselamatkan dari api neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, maka hendaklah (saat) kematian mendatanginya dia
dalam keadaan beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hari akhir. (HR. Muslim (1844))
Pada zaman kita ini tupu daya orang-orang kafir semakin meningkat, sampai
tipu daya ini memasuki rumah-rumah kaum Muslimin, seperti melalui media
televisi yang mensyi’arkan film kemaksiatan, film kriminalitas, kejahatan dan kenikmatan
dunia semata.
Orang-orang kafir ini ingin mengikis agama kaum Muslimin,
menggoncang keimanan mereka, menghancurkan perilaku mereka, menebarkan
keburukan dan perbuatan hina di tengah kaum Muslimin, mengeluarkan mereka dari
penjagaan Islam. semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak mewujudkan
keinginan busuk mereka.
Gangguan Dari Orang-orang Kafir Semakin Besar di Akhir Zaman
Allah
Subhanahu Wata’ala berfirman:
وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ
يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ
أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا
حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
(109)
Artinya:
“Sebahagian besar ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan
kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari
diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 109)
Dalam hadis
riwayat Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu Anhu, ia berkata:Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam bersabda:
«لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ، شِبْرًا
بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ، حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّ
لَاتَّبَعْتُمُوهُمْ» قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى؟
قَالَ: «فَمَنْ»
Artinya:
“Sungguh
kamu sekalian akan mengikuti sunah orang-orang sebelum kamu sejengkal demi
sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga walaupun mereka memasuk ke dalam
sarang biawak kamu sekalian pun akan mengikuti mereka. Kami bertanya: Wahai Rasulullah!
Orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani? Beliau menjawab: Lalu siapa
lagi kalau bukan selain mereka. (Muttafaq Alaih)
Upaya Untuk Membendung dari Pengaruh Budaya Yang Buruk
Sesungguhnya Allah telah memberi tuntunan kepada hamba-hamba-Nya yang
beriman untuk tidak condong kepada orang-orang kafir, dan telah menjelaskan
besarnya keburukan mereka, juga menjelaskan jalan keselamatan, yaitu senantiasa
berpegang kepada agama Allah, mengikuti Sunnah Rasul-Nya, dan bersabar di
atasnya, sampai menghadap kepada-Nya.
Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman:
فَلَا تُطِعِ الْمُكَذِّبِينَ (8) وَدُّوا لَوْ
تُدْهِنُ فَيُدْهِنُونَ (9)
Artinya:
“Maka janganlah
kamu ikuti orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah (yaitu orang-orang kafir). Mereka ingin supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak
(pula kepadamu)”. (QS. Al-Qalam: 8-9)
Demikianlah
pemberitahuan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kaum Muslimin.
Maroji’ :
Majalah as-Sunnah
edisi 11/Thn XV/Rabi’ul Akhir 1433H dengan beberapa perubahan.
(Lilik Ibadur.R. (Abu Utsman))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar