Sabtu, 04 Januari 2014

Inilah Diantara Orang-orang Yang Meninggal di Waktu Shalat

Foto: Alangkah Mulianya Orang-orang Ini, Meninggalnya di Waktu SHALAT...!!?

Berikut ini adalah contoh bukti-bukti yang menunjukkan bahwasanya manusia pasti akan meninggal dunia , cepat atau lambat, kecil atau besar, muda atau tua, bahkan diwaktu sehatpun manusia juga bisa meninggal, maka dari itu bersegaralah dalam keta’atan kepada Allah, dan kerjakanlah keta’atan secara istiqamah. Jangan menunggu-nunggu waktu tua.

Berikut Ini Orang-Orang Yang Meninggal di Waktu Shalat:
.......................
(1).  Seorang ahli hadits terkenal yang bernama Hammad bin Salamah Rahimahullah. Ia sangat ahli di bidang ilmu hadits, seorang yang memiliki hafalan yang kuat, pecinta ilmu agama, ahli ibadah, seorang yang alim, dan ketinggian ilmu beliau sangat diakui oleh para ulama’ di masanya. Disaat akhir hayatnya, beliau meninggal disaat mengerjakan shalat. (Lihat: Mizanul I’tidal: 1/591)
.......................
(2).  Contoh lain, adalah Humaid bin Abi Humaid At-thowil Rahimahullah, ia seorang  perawi hadits, seorang beilmu, seorang yang shalih, seorang yang banyak beribadah, ia juga meninggal dalam keadaan sedang mengerjakan shalat. (Lihat: Siyar A’lam Nubala’: 6/167).
.......................
(3)   Begitu pula seorang ulama’ dan ahli ibadah “Abdurrahman bin Aban” Rahimahullah (seorang tabi’in): ia meninggal dalam keadaan sujud didalam Shalat. (Tahdzibut Tahdzib: 6/131, Thabaqatul Qubro (1/210))
.......................
(4).   Ada juga seorang ulama’ yang bernama “Barokat bin Ibrahim bin Thahir Al-Khosyu’i” Rahimahullah (meninggal 598 H), disebutkan bahwa barokat bin ibrahim adalah imam shalat kaum muslimin, dan ia meninggal di Mihrob (tempat imam) sa’at mengimami para jama’ahnya, maka dari itu orang-orang yang masih hidup saat itu member gelar Al-Khosyu’i. (Tarikh Islam Wa Wafayati Al-Masyahiri Wal A’lam : 12/1135) 
......................
(5).    Seorang Ulama’yang gemar shalat jama’ah, meski kondisi sakit, ia tetap ingin shalat berjama'ah. inilah “Amir bin Abdillah” Rahimahullah, Amir bin Abdillah pernah  mendengar muadzin mengumandangkan adzan untuk shalat Maghrib, padahal ia dalam kondisi sakit, maka iapun berkata, “Pegang tanganku ke mesjid…!!” Merekapun berkata, “Engkau dalam kondisi sakit !” 

Diapun berkata,”Aku mendengar muadzin mengumandangkan adzan sedangkan aku tidak menjawab (panggilan) nya? Pegang tanganku…!” Maka merekapun memapahnya, lalu iapun shalat Maghrib bersama imam berjamaah, diapun shalat satu rakaat, kemudian meninggal dunia. (Lihat Taariikh Al-Islaam 8/142)
.......................
(6).    Dikisahkan oleh Syeikh ‘Abdul Mohsin al-Ahmad’ Rahimahullah : Ada seorang wanita muslimah yang berdomisili di Abha, ibu Kota Propinsi Asir, Saudi Arabia, Wanita tersebut seorang yang ta’at beribadah, ia masih gadis, dan tidak lama lagi ia akan melangsungkan pernikahan bersama seorang laki-laki muslim. Menjelang hari pernikahannya telah tiba, ia harus mempersiapkan diri untuk menyambut calon suaminya, karena acara pernikahan dilaksanakan malam hari ba’da shalat isya’. 

Si wanita tersebut ingin mengerjakan shalat isya’ terlebih dahulu. Agar ketika acara dimulai, ia telah selesai melakukan kewajibannya (yaitu shalat isya’). Tatkala adzan isya’ dikumandangkan, wanita itu segera mengambil air wudzu, lalu pergi menuju tempat shalatnya di rumah, disaat tengah mengerjakan shalat isya’ ternyata mendadak ia menghembuskan nafas yang terakhir, sehingga ia meninggal disaat shalat isya’, acara yang akan di mulai ba’da isya’ pun akhirnya dibatalkan.   (Kisah selengkapnya di SerambiNews. Com, Riyadh)
---------------------
(Penulis: Lilik Ibadurrohman)

Gambar di bawah ini Adalah Hanya Copas dari Internet.

Alangkah Mulianya Orang-orang Ini, Meninggalnya di Waktu SHALAT...!!?

Berikut ini adalah contoh bukti-bukti yang menunjukkan bahwasanya manusia pasti akan meninggal dunia , cepat atau lambat, kecil atau besar, muda atau tua, bahkan diwaktu sehatpun manusia juga bisa meninggal, maka dari itu bersegaralah dalam keta’atan kepada Allah, dan kerjakanlah keta’atan secara istiqamah. Jangan menunggu-nunggu waktu tua.

Berikut Ini Orang-Orang Yang Meninggal di Waktu Shalat:
.......................
(1). Seorang ahli hadits terkenal yang bernama Hammad bin Salamah Rahimahullah. Ia sangat ahli di bidang ilmu hadits, seorang yang memiliki hafalan yang kuat, pecinta ilmu agama, ahli ibadah, seorang yang alim, dan ketinggian ilmu beliau sangat diakui oleh para ulama’ di masanya. Disaat akhir hayatnya, beliau meninggal disaat mengerjakan shalat. (Lihat: Mizanul I’tidal: 1/591)
.......................
(2). Contoh lain, adalah Humaid bin Abi Humaid At-thowil Rahimahullah, ia seorang perawi hadits, seorang beilmu, seorang yang shalih, seorang yang banyak beribadah, ia juga meninggal dalam keadaan sedang mengerjakan shalat. (Lihat: Siyar A’lam Nubala’: 6/167).
.......................
(3) Begitu pula seorang ulama’ dan ahli ibadah “Abdurrahman bin Aban” Rahimahullah (seorang tabi’in): ia meninggal dalam keadaan sujud didalam Shalat. (Tahdzibut Tahdzib: 6/131, Thabaqatul Qubro (1/210))
.......................
(4). Ada juga seorang ulama’ yang bernama “Barokat bin Ibrahim bin Thahir Al-Khosyu’i” Rahimahullah (meninggal 598 H), disebutkan bahwa barokat bin ibrahim adalah imam shalat kaum muslimin, dan ia meninggal di Mihrob (tempat imam) sa’at mengimami para jama’ahnya, maka dari itu orang-orang yang masih hidup saat itu member gelar Al-Khosyu’i. (Tarikh Islam Wa Wafayati Al-Masyahiri Wal A’lam : 12/1135)
......................
(5). Seorang Ulama’yang gemar shalat jama’ah, meski kondisi sakit, ia tetap ingin shalat berjama'ah. inilah “Amir bin Abdillah” Rahimahullah, Amir bin Abdillah pernah mendengar muadzin mengumandangkan adzan untuk shalat Maghrib, padahal ia dalam kondisi sakit, maka iapun berkata, “Pegang tanganku ke mesjid…!!” Merekapun berkata, “Engkau dalam kondisi sakit !”

Diapun berkata,”Aku mendengar muadzin mengumandangkan adzan sedangkan aku tidak menjawab (panggilan) nya? Pegang tanganku…!” Maka merekapun memapahnya, lalu iapun shalat Maghrib bersama imam berjamaah, diapun shalat satu rakaat, kemudian meninggal dunia. (Lihat Taariikh Al-Islaam 8/142)
.......................
(6). Dikisahkan oleh Syeikh ‘Abdul Mohsin al-Ahmad’ Rahimahullah : Ada seorang wanita muslimah yang berdomisili di Abha, ibu Kota Propinsi Asir, Saudi Arabia, Wanita tersebut seorang yang ta’at beribadah, ia masih gadis, dan tidak lama lagi ia akan melangsungkan pernikahan bersama seorang laki-laki muslim. Menjelang hari pernikahannya telah tiba, ia harus mempersiapkan diri untuk menyambut calon suaminya, karena acara pernikahan dilaksanakan malam hari ba’da shalat isya’.

Si wanita tersebut ingin mengerjakan shalat isya’ terlebih dahulu. Agar ketika acara dimulai, ia telah selesai melakukan kewajibannya (yaitu shalat isya’). Tatkala adzan isya’ dikumandangkan, wanita itu segera mengambil air wudzu, lalu pergi menuju tempat shalatnya di rumah, disaat tengah mengerjakan shalat isya’ ternyata mendadak ia menghembuskan nafas yang terakhir, sehingga ia meninggal disaat shalat isya’, acara yang akan di mulai ba’da isya’ pun akhirnya dibatalkan. (Kisah selengkapnya di SerambiNews. Com, Riyadh)
---------------------
(Penulis: Lilik Ibadurrohman)

Hewan-Hewan Asing Yang Ada di Langit ke Tujuh


Foto: ‎Yuk kita Lihat Perjalanan Nabi Muhammad Sa'at Isra' Mi'raj, Beliau Sa'at Bermi'raj Ke Langit, mampu Melihat Neraka Disana. Ini Juga Menjadi Bukti Bahwa Neraka Telah di Ciptakan.
.
@ DALIL HADITS:
.
HADITS PERTAMA:
.
Dari Hudzaifah Radhiyallahu Anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
.
أُتيتُ بالبراقِ، وهو دابةٌ أبيضُ طويلٌ (وفي رواية: فَوق الْحمار وَدون الْبَغْل), يضعُ حافرهُ عند مُنتهى طرفه (وفي رواية: فركبته( فلم نُزَايل ظهرهُ أنا وجبريل، حتى أتيتُ بيت المقدس، ففتحتْ لي أبواب السماء ورأيت الجنة والنار"

Artinya:
“Aku diberi Buroq, ia adalah binatang tunggangan yang putih, tinggi besar, (Dalam riwayat lain: Tingginya diatas keledai dan dibawah Bighol), kecepatan jalannya secepat kedipan mata, (Dalam riwayat lain: lalu akupun menungganginya), tidaklah aku bersama jibril di tunggangannya sehingga aku sampai ke Baitul Maqdis (Masjidil Aqsho),
.
lalu di Baitul Maqdis dibukakanlah bagiku pintu-pintu LANGIT, dan saat itu aku melihat Surga dan Neraka (ketika pintu langit terbuka).
.
(Hadits diatas sanadnya Hasan, Hadits Riwayat Ahmad, di nilai hasan oleh Ibnu Katsir dalam Jami’ul Masanid (2/349), Syeikh Al-Arna’ut dalam Tahqiq Musnad Ahmad (38/356), dan juga Syeikh Al-Albani, dalam As-Shahihah: 875)).
.
Dari hadits diatas menunjukkan bahwa Rasulullah melihat Surga dan Neraka saat  pintu-pintu langit dibuka.
------------------
HADITS KEDUA:
.
Rasulullah ketika isra' mi'raj Melihat Neraka berada di atas Langit pertama (Langit dunia), dan langit dunia adalah langit yang Pertama''. Dalam hadits disebutkan:
.
عَنْ أَنَسٍ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " أَتَيْتُ عَلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِي، فَرَأَيْتُ فِيهَا رِجَالًا تُقْطَعُ أَلْسِنَتُهُمْ وِشِفَاهُهُمْ بِمَقَارِيضَ مِنْ نَارٍ، فَقُلْتُ: يَا جِبْرِيلُ، مَا هَؤُلَاءِ؟، قَالَ: هَؤُلَاءِ خُطَبَاءُ مِنْ أُمَّتِكَ "وفي رواية أحمد : خطباء أمتك الذين يقولون ما لا يفعلون ويقرءون كتاب الله ولا يعملون بت» . رواه أبي يعلى (7/180) وغيره وصححه الضياء المقدسي وابن حبان والهيثمي في المجمع الزوائد (7/276)), وحسين سليم أسد في تحقيق مسند أبي يعلى

Artinya:
“Dari Anas Radhiyallahu Anhu berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Aku mendatangi langit dunia (langit pertama) pada malam isra’ Mi’raj, lalu aku melihat disana ada (gambaran) orang-orang yang memotong-motong lidahnya dan memotong-motong bibirnya dengan gunting dari api (di neraka),
.
Lalu aku bertanya: Wahai Jibril,, Siapa mereka itu. Jibril menjawab: Mereka adalah para penceramah di kalangan umatmu, (Dalam riwayat lain: Mereka berceramah apa yang tidak mereka kerjakan, mereka membaca Kitabullah (Al-Qur’an), akan tetapi mereka tidak mau mengamalkannya.”)
.
(Hadits Shahih, HR. Abu Ya’la dalam Musnadnya, Al-Bazzar, Thabrani dalam Mu’jam Al-Ausat, di nilai shahih oleh Dhiya’ Al-Maqdisi, Ibnu Hibban, Al-Haitsami, dan Husain Sulaim Asad dalam Tahqiq Musnad Abu Ya’la (7/180), di sebutkan pula oleh Syeikh Al-Albani dengan sanad shahih dalam Kitabnya Isra’ Wal Mi’raj (1/54))
--------------
Dari hadits diatas, nabi menjumpai Neraka ketika berada di atas langit yang pertama. disana Allah memperlihatkan kepada Rasul-Nya tentang "gambaran-gambaran siksa" para penghuni Neraka di hari kiyamat nanti, hal ini karena neraka saat ini masih kosong, 

sehingga Allah hanya memperlihatkan gambaran- gambarannya, bukan hakikatnya. Adapun siksa yang hakiki ada di hari kiyamat kelak.
--------------
Pembahasan tentang Neraka sangat penting, karena sebelum kita menuju ke surga, kita harus melewati jembatan Siratal Mustaqim yang terbentang diatas Neraka, jika selamat maka akan masuk ke Surga.

Semoga Allah menyelamatkan kita dari siksa Neraka di akhirat kelak, Amiin.
---------------
Maraji' Hadits:

-Laami’ul Anar Al-Bahiyah Karya Muhammad bin Ahmad As-Safarini
-Yaqdzatul Aulal i’tibar Karya Muhammad Siddiq Khan
-Al-Ma’alim Al-Aqdiyah Fil Jannati Wan-Nari Inda Ahlis Sunnah Karya Adil Sulaiman Al-Quthawi.

[Lilik Ibadurrohman]‎

Nah Sekarang Kita Pelajari Hewan-Hewan Alien (Asing) Yang Ada di Langit ke Tujuh, Perlu Tau Kan ?! Penting..!! Sangat Unik dan Menarik Untuk di Baca.

Inilah dalil-dalilnya:
-----------------------
(1). Adanya BELALANG dari Emas dan semisalnya (seperti laron, lebah, Kupu-Kupu) Yang Berada di Sidratul Muntaha (di langit ketujuh).

Dalam hadis dari Asma bintu Abu Bakr radhiyallahu ‘anhuma, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang besarnya Pohon Sidratul Muntaha,

يَسِيرُ الرَّاكِبُ فِي ظِلِّ الفَنَنِ مِنْهَا مِائَةَ سَنَةٍ، أَوْ يَسْتَظِلُّ بِظِلِّهَا مِائَةُ رَاكِبٍ، فِيهَا فَرَاشُ الذَّهَبِ كَأَنَّ ثَمَرَهَا الْقِلَالُ

Artinya:
"Orang yang naik kuda akan mampu melintasi bayang-bayang Pohon Sidratul Muntaha selama seratus tahun lamanya atau seratus penunggang kuda yang sangat cepat yang berada di bawah naungannya, disana juga ada belalang dari emas, buahnya seperti kendi yang besar-besar."
(Hadits Hasan, HR. Turmudzi 2541 di shahihkan oleh imam Al-Hakim dalam Mustadrok, di hasankan oleh Tirmidzi dan Al-Albani (Shahih Tharghib Wat Tarhib (3727)).
.....
Imam Ibnu Rojab Al-Hambali Rahimahullah berkata:

"فراش من ذهب، هو مثل الجراد ونحوه، مما يطير ويقع على الشجر"
 
makna "Farosyun min Dzahab" adalah : binatang seperti belalang atau yang semisalnya (laron, lebah, kupu-kupu, dll), yang sering beterbangan dan hinggap pada pepohonan." (Fathul Bari li Ibnu Rojab: 2/325)
---------------------
(2). Adanya Hewan Tunggangan 'KUDA, ONTA, dan tunggangan lainnya' di Surga, Sangat Unik, Hewan-hewan Tersebut di Ciptakan Dari Mutiara (Yaqut), bahkan memiliki dua Sayap, bisa Terbang dan akan Menjadi Kendaraan Bagi Penghuni Surga Nanti. Baguskan..!??
.
Dalam hadits disebutkan:
.
عن عبد الرحمن بن ساعدة رضي الله عنهـ قال كنت أحب الخيل فقلت يا رسول الله هل في الجنة خيل فقال إن أدخلك الله الجنة يا عبد الرحمن كان لك فيها فرس من ياقوت له جناحان تطير بك حيث شئت . رواه الطبراني ورواته ثقات

Artinya:
Dari Abdurrahman bin Sa’idah Radhiyallahu Anhu berkata : Aku sangat menyukai KUDA, Wahai Rasulullah, 'Apakah di Surga Ada Binatang KUDA?'

Maka Nabi menjawab :” Wahai Abdurrahman, 'Jika Allah memasukkan engkau ke dalam surga, maka engkau akan menunggangi KUDA dari yakut (Mutiara), Memiliki dua Sayap. Ia akan terbang membawa engkau ke mana saja engkau suka." (Hadits Hasan, HR Thabrani di Mu’jam Al-Kabir, dishahihkan oleh Imam Al-Haitsami, Al-Mundziri. dan di hasankan oleh Al-Albani. (Shahih Targhib Wat-Tarhib: 3755))
.
Dalam riwayat lain:
.
سأل رجل للنبي صلى الله عليه وسلم: يا رسول الله هل في الجنة من إبل!.. قال.. إن يدخلك الله الجنة يكن لك فيها ما اشتهت نفسك ولذت عينك

Artinya:
“Ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah: Apakah di Surga ada ONTA?, lalu Rasulullah menjawab: “Jika Allah memasukkan anda kedalam Surga, maka akan di sediakan Hewan-Hewan Tunggangan di Surga sesuai yang di inginkan oleh hati (jiwa) anda dan yang di inginkan oleh mata anda.” (HR. Tirmidzi, Ahmad, dll. Syeikh Al-Albani menilai hasan lighairihi (Shahih Targhib Wat-Tarhib: 3756))
----------------------
(3). Adanya Burung-burung Hijau Yang bersarang di Lentera-Lentera Yang Bergelantungan di Bawah Arasy, dan berterbangan di dalam SURGA.

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

أرواحهم في جوف طير خضر لها قناديل معلقة بالعرش تسرح من الجنة حيث شاءت ثم تأوي إلى تلك القناديل

Artinya:
"Sesungguhnya Arwah-Arwah para syuhada’ itu ada di dalam tembolok Burung Hijau. Baginya ada lentera-lentera yang tergantung di 'Arsy. Mereka (bersama burung) bebas menikmati surga sekehendak mereka, kemudian singgah pada lagi pada lentera-lentera tersebut. (Shahih, HR. Muslim)

Telah di bahas pada artikel sebelumnya, bahwa Arasy berada di atas langit keTujuh, di langit ketujuh juga terdapat Sidratul Muntaha, Surga,dll.
[Lihatlah hadits-hadits Isra' Mi'raj yang mengisahkan Nabi Muhammad saat melakukan perjalanan langit, beliau melihat Sidratul Muntaha, Baitul M’amur, Surga, Neraka, Haudh (telaga), dll]. 


----
Tambahan:

4.      Hewan-Hewan Yang Ada Di Neraka (Seperti Ular, Klajengking, dll)
.
Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda:
.

     إِنَّ الَّذِي لَا يُؤَدِّي زَكَاةَ مَالِهِ يُمَثَّلُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شُجَاعٌ  أَقْرَعُ لَهُ زَبِيبَتَانِ قَالَ: يَلْزَمُهُ، أَوْ يُطَوِّقُهُ قَالَ: يَقُولُ لَهُ  : أَنَا كَنْزُكَ أَنَا كَنْزُكَ "

.
Artinya:

''Siapa yang dikaruniai oleh Allah kekayaan tetapi tidak mengeluarkan zakatnya, maka pada hari kiamat nanti ia akan didatangi oleh seekor ular jantan gundul, yang sangat berbisa dan sangat menakutkan dengan sambil berteriak, 'Saya adalah kekayaanmu, saya adalah kekayaanmu yang kau timbun-timbun dulu.''

(Shahih, HR. Ahmad (6210), di shahihkan oleh ibnu Huzaimah, Syeikh Syu’aib Al-Arna’ut, Abdul Qadir Al-Arna’ut, dll (Jami’ul Ushul (2660))

Tentang Keberada'an Neraka Juga Terletak di atas langit, Sebagaimana pendapat sebagian Ulama' Seperti Mujahid, Sufyan ibnu Uyainah, Adh-Dhohhak (Lihat Tafsir ibnu Jarir : 22/421-422)
--
Dalilnya Cukup Kuat, Yaitu tentang hadits Isra' Mi'rajnya Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam:

Lihat Perjalanan Nabi Muhammad Sa'at Isra' Mi'raj, Beliau Sa'at Bermi'raj Ke Langit, mampu Melihat Neraka Disana. Ini Juga Menjadi Bukti Bahwa Neraka Telah di Ciptakan.
.
@ DALIL HADITS:
.
HADITS PERTAMA:
.
Dari Hudzaifah Radhiyallahu Anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
.
أُتيتُ بالبراقِ، وهو دابةٌ أبيضُ طويلٌ (وفي رواية: فَوق الْحمار وَدون الْبَغْل), يضعُ حافرهُ عند مُنتهى طرفه (وفي رواية: فركبته( فلم نُزَايل ظهرهُ أنا وجبريل، حتى أتيتُ بيت المقدس، ففتحتْ لي أبواب السماء ورأيت الجنة والنار"

Artinya:
“Aku diberi Buroq, ia adalah binatang tunggangan yang putih, tinggi besar, (Dalam riwayat lain: Tingginya diatas keledai dan dibawah Bighol), kecepatan jalannya secepat kedipan mata, (Dalam riwayat lain: lalu akupun menungganginya), tidaklah aku bersama jibril di tunggangannya sehingga aku sampai ke Baitul Maqdis (Masjidil Aqsho),
.
lalu di Baitul Maqdis dibukakanlah bagiku pintu-pintu LANGIT, dan saat itu aku melihat Surga dan Neraka (ketika pintu langit terbuka).
.
(Hadits diatas sanadnya Hasan, Hadits Riwayat Ahmad, di nilai hasan oleh Ibnu Katsir dalam Jami’ul Masanid (2/349), Syeikh Al-Arna’ut dalam Tahqiq Musnad Ahmad (38/356), dan juga Syeikh Al-Albani, dalam As-Shahihah: 875)).
.
Dari hadits diatas menunjukkan bahwa Rasulullah melihat Surga dan Neraka saat pintu-pintu langit dibuka.


------

HADITS KEDUA:
.
Rasulullah ketika isra' mi'raj bahkan Melihat Neraka berada di atas Langit dunia, dan telah kita ketahui bersama bahwa langit dunia adalah langit pertama''. Dalam hadits disebutkan:
.
عَنْ أَنَسٍ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " أَتَيْتُ عَلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِي، فَرَأَيْتُ فِيهَا رِجَالًا تُقْطَعُ أَلْسِنَتُهُمْ وِشِفَاهُهُمْ بِمَقَارِيضَ مِنْ نَارٍ، فَقُلْتُ: يَا جِبْرِيلُ، مَا هَؤُلَاءِ؟، قَالَ: هَؤُلَاءِ خُطَبَاءُ مِنْ أُمَّتِكَ "وفي رواية أحمد : خطباء أمتك الذين يقولون ما لا يفعلون ويقرءون كتاب الله ولا يعملون بت» . رواه أبي يعلى (7/180) وغيره وصححه الضياء المقدسي وابن حبان والهيثمي في المجمع الزوائد (7/276)), وحسين سليم أسد في تحقيق مسند أبي يعلى

Artinya:
“Dari Anas Radhiyallahu Anhu berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Aku mendatangi langit dunia (langit pertama) pada malam isra’ Mi’raj, lalu aku melihat disana ada (gambaran) orang-orang yang memotong-motong lidahnya dan memotong-motong bibirnya dengan gunting dari api (di neraka),
.
Lalu aku bertanya: Wahai Jibril,, Siapa mereka itu. Jibril menjawab: Mereka adalah para penceramah di kalangan umatmu, (Dalam riwayat lain: Mereka berceramah apa yang tidak mereka kerjakan, mereka membaca Kitabullah (Al-Qur’an), akan tetapi mereka tidak mau mengamalkannya.”)
.
(Hadits Shahih, HR. Abu Ya’la dalam Musnadnya, Al-Bazzar, Thabrani dalam Mu’jam Al-Ausat, di nilai shahih oleh Dhiya’ Al-Maqdisi, Ibnu Hibban, Al-Haitsami, dan Husain Sulaim Asad dalam Tahqiq Musnad Abu Ya’la (7/180), di sebutkan pula oleh Syeikh Al-Albani dengan sanad shahih dalam Kitabnya Isra’ Wal Mi’raj (1/54))
--------------
Dari hadits diatas, nabi menjumpai Neraka ketika berada di atas langit yang pertama. disana Allah memperlihatkan kepada Rasul-Nya tentang "gambaran-gambaran siksa" para penghuni Neraka di hari kiyamat nanti, hal ini karena neraka saat ini masih kosong,

sehingga Allah hanya memperlihatkan gambaran- gambarannya, bukan hakikatnya. Adapun siksa yang hakiki ada di hari kiyamat kelak.
--------------
Pembahasan tentang Neraka sangat penting, karena sebelum kita menuju ke surga, kita harus melewati jembatan Siratal Mustaqim yang terbentang diatas Neraka, jika selamat maka akan masuk ke Surga.


Maraji' Hadits:

-Laami’ul Anar Al-Bahiyah Karya Muhammad bin Ahmad As-Safarini
-Yaqdzatul Aulal i’tibar Karya Muhammad Siddiq Khan
-Al-Ma’alim Al-Aqdiyah Fil Jannati Wan-Nari Inda Ahlis Sunnah Karya Adil Sulaiman Al-Quthawi.
[Lilik Ibadur.R.]

FUNGSI MATAHARI DI HARI AKHIRAT


                        Foto: ‎FUNGSI MATAHARI DI HARI AKHIRAT

Teman-teman, Siapa yang belum pernah lihat matahari ?!, Wah, Jika Matanya Sehat dan tidak buta, Pastilah Matahari tidak akan terhalang bagi penglihatan kita, Sinarnya saja mampu menerangi Angkasa, Besarnya Matahari juga tidak tertandingi dengan planet yang lain, apalagi Panasnya, wah bikin kulit semakin menghitam, padahal jaraknya saja sangat jauh dari Bumi, terlebih lagi hawa panasnya, aduh semakin pengap dan berkeringatan, jika di coba untuk berdiri di siang hari semakin nggak betah karena terik matahari yang begitu menyengat.

CATATAN:

Namun ada satu Catatan bagi kita, bahwa Matahari yang super besar dan super panas ini ini nanti di Hari Kiyamat akan di masukkan kedalam Neraka dan Akan berfungsi sebagai salah satu alat untuk menyiksa kepada penduduk Neraka. Ternyata,,, “Neraka” jauh lebih besar dari Matahari, apalagi Bumi, tiada bandingannya. Dari sini kita tahu betapa besar Neraka tersebut. Semoga Allah menyelamatkan kita dari Siksa Neraka.

Sekarang PEMBAHASAN DALILNYA:

Dalam hadits di sebutkan, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

الشمس و القمر ثوران مكوران في النار يوم القيامة " .أخرجه الإمام الطحاوي في " مشكل الآثار " ( 1 / 66 - 67 ) وصححه الألباني وغيره (سلسلة الأحاديث الصحيحة: 124)

Artinya:
"Matahari dan Bulan seolah-olah seperti sapi jantan yang terikat dan di lemparkan kedalam Neraka di hari kiyamat" (Shahih, HR Thohawi dalam "Musykilul Atsar" (1/66-67), di shahihkan oleh imam Suyuti dan Al-Albani (As-Shahihah : 124))

Pada saat penduduk neraka telah menempati tempat tinggalnya di neraka, Maka matahari bersama bulan Akan di masukkan pula di Neraka, sehingga manusia dan jin terkena siksaan yang luar biasa dan bertubi-tubi di dalamnya,

Allah juga menyediakan malaikat-malaikat ganas di neraka, begitu pula hewan-hewan ganas seperti Ular, kalajengking, dan juga benda-benda yang mengerikan seperti Cambuk, Rantai, Api yang super panas, batu, dan lain-lain, termasuk matahari dan bulan,

PEMBAHASAN PARA ULAMA':

Kenapa Matahari dan Bulan di masukkan kedalam Neraka??
Jawabannya hanya ada dua Pendapat:

Pertama:

Bisa jadi keduanya merupakan bahan bakar neraka. (ini sebagaimana yang di katakan oleh Imam Abu Bakar Al-Isma’ili, dan dikuatkan oleh imam As-Suyuti.
-
Imam Suyuti menukil perkata imam Abu Bakar Al-isma'ili:

وقال الإسماعيلي لا يلزم من جعلهما في النار تعذيبهما فإن لله في النار ملائكة وحجارة وغيرها لتكون لأهل النار عذابا وآلة من آلات العذاب وما شاء الله من ذلك فلا تكون هي معذبة

Artinya:
“Tidak semestinya matahari dan bulan di dalam neraka akan di siksa. Karena sesungguhnya di dalam neraka juga ada Malaikat, Batu dan lain-lainnya yang berfungsi untuk menyiksa penghuni neraka dan sebagai alat-alat penyiksaan. Dan semuanya atas kehendak Allah, maka tidaklah matahari dan bulan di neraka karena di siksa.”
("La'ali' Al-Masnu'ah" Karya imam As-Suyuti (1/76))
-
Maka dari itu, di Neraka ada Malaikat yang ganas, Ular ganas, Kalajengking, Batu, Besi, dll, termasuk Matahari dan Bulan tidaklah mereka di siksa di neraka, Akan tetapi malah justru akan menjadi alat penyiksa bagi orang-orang yang ada di neraka secara mengerikan baik untuk kalangan manusia maupun jin.

Kedua:

Namun ada juga yang berpendapat bahwa keberadaan matahari dan bulan di Neraka di sebabkan karena dahulu ada manusia yang menyembahnya (Para Penyembah matahari dan Bulan).

Sehingga keberadaan Matahari dan Bulan adalah untuk membuat penghuni neraka meyesal ternyata yang di sembah selama ini adalah benda Mati, Bukan Sang Pencipta Alam Semesta, yaitu ‘Allah’ Azza Wajalla. Dan inilah pendapat kedua yang dipilih oleh imam Al-Khattabi.
-
Al-Khathabi rahimahullah berkata:

قال الخطابي : ليس المراد بكونهما في النار تعذيبهما بذلك، ولكنه تبكيت لمن كان يعبدهما في الدنيا ليعلموا أن عبادتهم لهما كانت باطلا ".

Artinya:
“Keberadaannya di neraka bukanlah karena disiksa. Akan tetapi sebagai penyesalan bagi orang-orang yang dahulu menyembahnya (ya'ni menyembah matahari dan bulan) ketika di dunia, agar mereka mengetahui bahwa penyebahan mereka pada keduanya adalah batil, tidak benar.” (disebutkan dalam Kitab As-Shahihah: 124)

Namun penyesalan mereka di neraka tidak ada gunanya, karena mereka tidak bisa kembali lagi ke dunia.
-
KESESUAIAN HADITS DIATAS DENGAN AL-QUR'AN:

Hadits diatas Juga sesuai dengan Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Qiyamah , Ayat : 9. Allah Ta’ala berfirman:

وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ

Artinya:
“Lalu matahari dan bulan di kumpulkan.” (QS. Al-Qiyamah: 9)

Atha’ bin Yassar Rahimahullah menafsirkan ayat diatas: “Lalu matahari dan bulan di kumpulkan.” yaitu keduanya di kumpulkan, lalu di lemparkan kedalam api Neraka.” (diSebutkan Ibnu Wahb dalam kitab “Al-Ahwal” dan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (24/58))

Ini saja yang bisa saya sampaikan , Cukup sekian.,, Semoga bermanfaat.

(Maraji' :
La'ali' Al-Mashnu'ah Lil Imam As-Suyuti
Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah: 124)
Fathul Bari Li Ibnu Hajar Al-Asqolani‎

Teman-teman, Siapa yang belum pernah lihat matahari ?!, Wah, Jika Matanya Sehat dan tidak buta, Pastilah Matahari tidak akan terhalang bagi penglihatan kita, Sinarnya saja mampu menerangi Angkasa, Besarnya Matahari juga tidak tertandingi dengan planet yang lain, apalagi Panasnya, wah bikin kulit semakin menghitam, padahal jaraknya saja sangat jauh dari Bumi, terlebih lagi hawa panasnya, aduh semakin pengap dan berkeringatan, jika di coba untuk berdiri di siang hari semakin nggak betah karena terik matahari yang begitu menyengat.

CATATAN:

Namun ada satu Catatan bagi kita, bahwa Matahari yang super besar dan super panas ini ini nanti di Hari Kiyamat akan di masukkan kedalam Neraka dan Akan berfungsi sebagai salah satu alat untuk menyiksa kepada penduduk Neraka. Ternyata,,, “Neraka” jauh lebih besar dari Matahari, apalagi Bumi, tiada bandingannya. Dari sini kita tahu betapa besar Neraka tersebut. Semoga Allah menyelamatkan kita dari Siksa Neraka.

Sekarang PEMBAHASAN DALILNYA:

Dalam hadits di sebutkan, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

الشمس و القمر ثوران مكوران في النار يوم القيامة " .أخرجه الإمام الطحاوي في " مشكل الآثار " ( 1 / 66 - 67 ) وصححه الألباني وغيره (سلسلة الأحاديث الصحيحة: 124)

Artinya:
"Matahari dan Bulan seolah-olah seperti sapi jantan yang terikat dan di lemparkan kedalam Neraka di hari kiyamat" (Shahih, HR Thohawi dalam "Musykilul Atsar" (1/66-67), di shahihkan oleh imam Suyuti dan Al-Albani (As-Shahihah : 124))

Pada saat penduduk neraka telah menempati tempat tinggalnya di neraka, Maka matahari bersama bulan Akan di masukkan pula di Neraka, sehingga manusia dan jin terkena siksaan yang luar biasa dan bertubi-tubi di dalamnya,

Allah juga menyediakan malaikat-malaikat ganas di neraka, begitu pula hewan-hewan ganas seperti Ular, kalajengking, dan juga benda-benda yang mengerikan seperti Cambuk, Rantai, Api yang super panas, batu, dan lain-lain, termasuk matahari dan bulan,

PEMBAHASAN PARA ULAMA':

Kenapa Matahari dan Bulan di masukkan kedalam Neraka??
Jawabannya hanya ada dua Pendapat:

Pertama:

Bisa jadi keduanya merupakan bahan bakar neraka. (ini sebagaimana yang di katakan oleh Imam Abu Bakar Al-Isma’ili, dan dikuatkan oleh imam As-Suyuti.
-
Imam Suyuti menukil perkata imam Abu Bakar Al-isma'ili:

وقال الإسماعيلي لا يلزم من جعلهما في النار تعذيبهما فإن لله في النار ملائكة وحجارة وغيرها لتكون لأهل النار عذابا وآلة من آلات العذاب وما شاء الله من ذلك فلا تكون هي معذبة

Artinya:
“Tidak semestinya matahari dan bulan di dalam neraka akan di siksa. Karena sesungguhnya di dalam neraka juga ada Malaikat, Batu dan lain-lainnya yang berfungsi untuk menyiksa penghuni neraka dan sebagai alat-alat penyiksaan. Dan semuanya atas kehendak Allah, maka tidaklah matahari dan bulan di neraka karena di siksa.”
("La'ali' Al-Masnu'ah" Karya imam As-Suyuti (1/76))
-
Maka dari itu, di Neraka ada Malaikat yang ganas, Ular ganas, Kalajengking, Batu, Besi, dll, termasuk Matahari dan Bulan tidaklah mereka di siksa di neraka, Akan tetapi malah justru akan menjadi alat penyiksa bagi orang-orang yang ada di neraka secara mengerikan baik untuk kalangan manusia maupun jin.

Kedua:

Namun ada juga yang berpendapat bahwa keberadaan matahari dan bulan di Neraka di sebabkan karena dahulu ada manusia yang menyembahnya (Para Penyembah matahari dan Bulan).

Sehingga keberadaan Matahari dan Bulan adalah untuk membuat penghuni neraka meyesal ternyata yang di sembah selama ini adalah benda Mati, Bukan Sang Pencipta Alam Semesta, yaitu ‘Allah’ Azza Wajalla. Dan inilah pendapat kedua yang dipilih oleh imam Al-Khattabi.
-
Al-Khathabi rahimahullah berkata:

قال الخطابي : ليس المراد بكونهما في النار تعذيبهما بذلك، ولكنه تبكيت لمن كان يعبدهما في الدنيا ليعلموا أن عبادتهم لهما كانت باطلا ".

Artinya:
“Keberadaannya di neraka bukanlah karena disiksa. Akan tetapi sebagai penyesalan bagi orang-orang yang dahulu menyembahnya (ya'ni menyembah matahari dan bulan) ketika di dunia, agar mereka mengetahui bahwa penyembahan mereka pada keduanya adalah batil, tidak benar.” (disebutkan dalam Kitab As-Shahihah: 124)

Namun penyesalan mereka di neraka tidak ada gunanya, karena mereka tidak bisa kembali lagi ke dunia.
-
KESESUAIAN HADITS DIATAS DENGAN AL-QUR'AN:

Hadits diatas Juga sesuai dengan Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Qiyamah , Ayat : 9. Allah Ta’ala berfirman:

وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ

Artinya:
“Lalu matahari dan bulan di kumpulkan.” (QS. Al-Qiyamah: 9)

Atha’ bin Yassar Rahimahullah menafsirkan ayat diatas: “Lalu matahari dan bulan di kumpulkan.” yaitu keduanya di kumpulkan, lalu di lemparkan kedalam api Neraka.” (Disebutkan Ibnu Wahb dalam kitab “Al-Ahwal” dan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (24/58))

Ini saja yang bisa saya sampaikan , Cukup sekian.,, Semoga bermanfaat.

(Maraji' :
La'ali' Al-Mashnu'ah Lil Imam As-Suyuti
Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah: 124)
Fathul Bari Li Ibnu Hajar Al-Asqolani


[Lilik ibadurrohman]