.
Setelah manusia dibangkitkan pada
hari kiyamat, maka manusia akan di kumpulkan di padang mahsyar, Padang Mahsyar adalah tempat berkumpulnya
seluruh manusia, di sana banyak proses-proses yang harus dilalui oleh manusia,
seperti didekatkannya matahari di Padang Mahsyar, setelah tahapan pertama
selesai, lalu menuju tahapan kedua yaitu di timbangnya amalan manusia di Yaumul
mizan,
.
setelah selesai
lalu di tunjukkannya catatan amal di Yaumul hisab (di perlihatkan catatan
amal), setelah proses itu selesai lalu di suruh melewati jembatan siroth yang
di pasang diatas neraka, jika lulus dan bisa melewatinya , lalu yang paling
terakhir adalah berjalan melalui jembatan Qantharah menuju ke surga.
.
Dalil-dali tentang
adanya Shiroth
.
Shiroth adalah jembatan yang
terbentang di atas neraka jahannam yang akan dilewati semua oleh manusia
ketika menuju Surga (Lihat kitab: Lawami’ul Anwar 2/189)
.
1.
Dalil Al-Qur’an:
.
firman Allah Ta’ala berikut :
.
فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُونِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَا
إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا (17)
Artinya:
Dan tidak ada seorang pun dari
kalian, melainkan akan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Rabbmu adalah suatu
kemestian yang sudah ditetapkan
(QS. Maryam /19:17)
.
Diriwayatkan dari kalangan para
Sahabat, di antaranya ; Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu, Ibnu Mas’ud radhiyallahu
‘anhu dan Ka’ab Ahbar rahimahullah bahwa yang dimaksud dengan mendatangi
neraka dalam ayat tersebut adalah melewati shiroth.[Lihat Tafsir
Ibnu Katsir 5/254]
.
2.
Dalil As-Sunnah:
.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda :
.
وَيُضْرَبُ الصِّرَاطُ بَيْنَ ظَهْرَيْ
جَهَنَّمَ، فَأَكُونُ أَنَا وَأُمَّتِي أَوَّلَ مَنْ يُجِيزُهَا، وَلاَ
يَتَكَلَّمُ يَوْمَئِذٍ إِلَّا الرُّسُلُ، وَدَعْوَى الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ:
اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ، وَفِي جَهَنَّمَ كَلاَلِيبُ مِثْلُ شَوْكِ
السَّعْدَانِ،
Artinya:
Dan dibentangkanlah shirath di atas
permukaan neraka jahannarn. Maka aku dan umatku menjadi orang yang pertama kali
melewatinya. Dan tiada yang berbicara
pada saat itu kecuali para rasul. Dan doa para rasul pada saat itu : “Ya Allah,
selamatkanlah, selamatkanlah, Pada shirath itu, terdapat pengait-pengait
seperti duri pohon Sa’dan.”. (HR.
Bukhari dan Muslim)
.
Bagaimana Bentuk
Shiroth:
.
Dalam hadits yang sudah disebutkan
di atas terdapat beberapa sifat dan bentuk shirath, Yang akan di lewati
oleh manusia, Ternyata jembatan tersebut sangat tipis, setipis silet, sehingga
bisa membuat manusia terpeleset, Dalam riwayat lain: Shiroth lebih tajam dari
pada pedang karena berukuran yang sangat tipis. Diatas shiroth ada
pengait-pengait (seperti duri yang besar-besar) yang bergerak-gerak dan akan mencantol
manusia lalu melemparkannya ke Neraka.
.
Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam bersabda:
.
ويوضع الصراط
مثل حد الموسى، فتقول الملائكة: من تجيز على هذا؟ فيقول: من
شئت من خلقي، فيقولون: سبحانك ماعبدناك حق عبادتك ".
Artinya:
“Di letakkanlah jembatan Shiroth (di
atas neraka) setipis Silet, Lalu
malaikat saat itu bertanya: (Wahai Robb), Siapakah yang akan melewati
jembatan ini, Maka Allah menjawab: yang
akan melewati jembatan ini adalah siapa saja dari hamba-hambaku. Maka
Malaikatpun berkata: ““Maha
suci Engkau Ya Robb, tidaklah kami dapat beribadah kepada-Mu dengan
sebenar-benarnya.” (Shahih, HR. al-Hakim dan
dinilai shohih oleh imam Al-Hakim, Adz-Dzahabi, al-Albani, dll. (Ash-Shohihah, no. 941).
.
Dalam riwayat lain: Abu Said Al-Khudzri
radhiyallahu Anhu berkata:
.
قَالَ أَبُو سَعِيدٍ: بَلَغَنِي أَنَّ الْجِسْرَ أَدَقُّ مِنَ
الشَّعْرَةِ، وَأَحَدُّ مِنَ السَّيْفِ،
.
“Sampai kepadaku kabar bahwa shiroth
itu lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang”[Lihat Shahih Muslim 1/117].
.
Dan disebutkan lagi dalam hadits
bahwa shirath tersebut memiliki kait-kait besar, yang mengait siapa yang
melewatinya, sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini :
.
….وَيُضْرَبُ الصِّرَاطُ بَيْنَ ظَهْرَيْ
جَهَنَّمَ، فَأَكُونُ أَنَا وَأُمَّتِي أَوَّلَ مَنْ يُجِيزُهَا، وَلاَ
يَتَكَلَّمُ يَوْمَئِذٍ إِلَّا الرُّسُلُ، وَدَعْوَى الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ:
اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ، وَفِي جَهَنَّمَ كَلاَلِيبُ مِثْلُ شَوْكِ
السَّعْدَانِ، هَلْ رَأَيْتُمِ السَّعْدَانَ؟ "، قَالُوا: نَعَمْ يَا رَسُولَ
اللَّهِ، قَالَ: " فَإِنَّهَا مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ، غَيْرَ أَنَّهُ
لاَ يَعْلَمُ مَا قَدْرُ عِظَمِهَا إِلَّا اللَّهُ، تَخْطَفُ النَّاسَ
بِأَعْمَالِهِمْ،….
.
Dan dibentangkanlah jembatan
jahannam. Akulah orang pertama yang melewatinya. Doa para rasul pada saat itu :
“Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah”. Pada shirath itu, terdapat pengait-pengait
seperti duri pohon Sa’dan. Pernahkah kalian melihatnya?” Para Sahabat menjawab,
“Pernah, wahai Rasulullah.” “Maka ia seperti duri pohon Sa’dan, hanya saja
tiada yang mengetahui ukuran besarnya kecuali Allah. Maka ia mengait manusia
sesuai dengan amalan mereka”. (HR.
al-Bukhari)
.
Kondisi Orang Yang Melewati Shiroth:
.
Setelah kita melihat sekilas tentang
sifat-sifat shirath yang terdapat dalam hadits-hadits shahih. Berikutnya
kita lihat pula bagaimana keadaan manusia ketika melewati shirath
tersebut.
.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
bersabda:
.
….وَتُرْسَلُ الْأَمَانَةُ وَالرَّحِمُ، فَتَقُومَانِ جَنَبَتَيِ الصِّرَاطِ يَمِينًا وَشِمَالًا،
فَيَمُرُّ أَوَّلُكُمْ كَالْبَرْقِ " قَالَ: قُلْتُ: بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي
أَيُّ شَيْءٍ كَمَرِّ الْبَرْقِ؟ قَالَ: " أَلَمْ تَرَوْا إِلَى الْبَرْقِ
كَيْفَ يَمُرُّ وَيَرْجِعُ فِي طَرْفَةِ عَيْنٍ؟ ثُمَّ كَمَرِّ الرِّيحِ، ثُمَّ
كَمَرِّ الطَّيْرِ، وَشَدِّ الرِّجَالِ، تَجْرِي بِهِمْ أَعْمَالُهُمْ
وَنَبِيُّكُمْ قَائِمٌ عَلَى الصِّرَاطِ يَقُولُ: رَبِّ سَلِّمْ سَلِّمْ، حَتَّى
تَعْجِزَ أَعْمَالُ الْعِبَادِ، حَتَّى يَجِيءَ الرَّجُلُ فَلَا يَسْتَطِيعُ
السَّيْرَ إِلَّا زَحْفًا "، قَالَ: «وَفِي حَافَتَيِ الصِّرَاطِ كَلَالِيبُ
مُعَلَّقَةٌ مَأْمُورَةٌ بِأَخْذِ مَنِ اُمِرَتْ بِهِ، فَمَخْدُوشٌ نَاجٍ،
وَمَكْدُوسٌ فِي النَّارِ…
Artinya:
“Lalu diutuslah amanah dan rahim
(tali persaudaraan) keduanya berdiri di samping kiri-kanan shirath tersebut.
Orang yang pertama lewat seperti kilat”. Aku bertanya: “Dengan bapak dan ibuku
(aku korbankan) demi engkau. Adakah sesuatu seperti kilat?” Rasul Shallallahu
‘alaihi wa sallam menjawab :
.
“Tidakkah kalian pernah melihat
kilat bagaimana ia lewat dalam sekejap mata? Kemudian ada yang melewatinya
seperti angin, kemudian seperti burung dan seperti kuda yang berlari kencang.
.
Mereka
berjalan sesuai dengan amalan-amalan mereka. Nabi kalian waktu itu berdiri di atas shirath sambil
berkata: “Ya Allah selamatkanlah! selamatkanlah!
Sampai para hamba yang lemah amalannya, sehingga datang seseorang lalu ia tidak
bisa melewati kecuali dengan merangkak secara pelan-pelan”.
.
Beliau menuturkan (lagi) : “Pada
kedua sisi shirath terdapat besi pengait yang bergantung untuk menyambar siapa
saja yang diperintahkan untuk disambar. Maka ada yang terpeleset namun selamat
dan ada pula yang terjungkir ke dalam neraka”. (Shahih, HR. Muslim).
.
Nasihat Ulama’ Tentang
Seputar Shiroth:
.
Al-Imam Muhammad bin Ahmad Al-Qurthubi
rahimahullah berkata, “Coba renungkan sekarang tentang apa yang akan
engkau alami, berupa ketakutan yang ada pada hatimu ketika engkau menyaksikan shirath
dan kehalusannya (bentuknya). Engkau memandang dengan matamu kedalaman
neraka jahanam yang terletak dibawahnya.
.
Engkau juga mendengar gemuruh dan
gejolaknya. Engkau harus melewati shirath itu sekalipun keadaanmu lemah,
hatimu gundah, kakimu bisa tergelincir, punggungmu merasa berat karena memikul
dosa, hal itu tidak mampu engkau lakukan seandainya engkau berjalan di atas
hamparan bumi, apa lagi untuk di atas shirath yang begitu halus.
.
Bagaimana seandainya engkau
meletakkan salah satu kakimu di atasnya, lalu engkau merasakan ketajamannya !
sehingga mengharuskan mengangkat tumitmu yang lain! Engkau menyaksikan
makhluk-makhluk di hadapanmu tergelincir kemudian berjatuhan!
.
Mereka lalu ditarik oleh para
malaikat penjaga neraka dengan besi pengait. Engkau melihat bagaimana mereka
dalam keadaan terbalik ke dalam neraka dengan posisi kepala di bawah dan kaki
di atas. Wahai betapa mengerikannya pemandangan tersebut. Pendakian yang begitu
sulit, tempat lewat yang begitu sempit”[ At-Tadzkirah 1/381]
.
Imam al-Qurthubi rahimahullah menambahkan,
“Bayangkanlah wahai saudaraku!. Seandainya dirimu berada di atas shirath,
dan engkau melihat di bawahmu neraka Jahanam yang hitam-kelam, panas dan
menyala-nyala, engkau saat itu sesekali berjalan dan sesekali merangkak”[ At-Tadzkirah
1/381]
.
Referensi:
Syarah Aqidah At-Thohawiyah Karya Abdul Aziz bin Abdillah Ar-Rojihi
Lawami’ul Anwar Al-Bahiyah Wa
Sawathi’ul Asrar Al-Atsariyyah Karya
Muhammad bin Ahmad As-Safarini
At-Tadzkiroh Bi Ahwalil Mauta Wa
Umuril Akhiroh Karya Imam Muhammad bin Ahmad
AlQurthubi
.
[Lilik Ibadurrohman]
ayatnya salah tuh brade
BalasHapus