Selasa, 03 Desember 2013

TENTANG ADANYA SHIROTH PADA HARI KIYAMAT



 
.
Setelah manusia dibangkitkan pada hari kiyamat, maka manusia akan di kumpulkan di padang mahsyar, Padang Mahsyar adalah tempat berkumpulnya seluruh manusia, di sana banyak proses-proses yang harus dilalui oleh manusia, seperti didekatkannya matahari di Padang Mahsyar, setelah tahapan pertama selesai, lalu menuju tahapan kedua yaitu di timbangnya amalan manusia di Yaumul mizan,
.
setelah selesai lalu di tunjukkannya catatan amal di Yaumul hisab (di perlihatkan catatan amal), setelah proses itu selesai lalu di suruh melewati jembatan siroth yang di pasang diatas neraka, jika lulus dan bisa melewatinya , lalu yang paling terakhir adalah berjalan melalui jembatan Qantharah menuju ke surga.
.
Dalil-dali tentang adanya Shiroth
.
Shiroth adalah  jembatan yang terbentang di atas neraka jahannam yang akan dilewati semua oleh manusia ketika menuju Surga (Lihat kitab: Lawami’ul Anwar 2/189)
.
1.      Dalil Al-Qur’an:
.
firman Allah Ta’ala berikut :
.
فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُونِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا (17)
Artinya:
Dan tidak ada seorang pun dari kalian, melainkan akan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Rabbmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan (QS. Maryam /19:17)
.
Diriwayatkan dari kalangan para Sahabat, di antaranya ; Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dan Ka’ab Ahbar rahimahullah bahwa yang dimaksud dengan mendatangi neraka dalam ayat tersebut adalah melewati shiroth.[Lihat Tafsir Ibnu Katsir 5/254]
.
2.      Dalil As-Sunnah:
.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
.
وَيُضْرَبُ الصِّرَاطُ بَيْنَ ظَهْرَيْ جَهَنَّمَ، فَأَكُونُ أَنَا وَأُمَّتِي أَوَّلَ مَنْ يُجِيزُهَا، وَلاَ يَتَكَلَّمُ يَوْمَئِذٍ إِلَّا الرُّسُلُ، وَدَعْوَى الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ: اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ، وَفِي جَهَنَّمَ كَلاَلِيبُ مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ،
Artinya:
Dan dibentangkanlah shirath di atas permukaan neraka jahannarn. Maka aku dan umatku menjadi orang yang pertama kali melewatinya. Dan tiada yang berbicara pada saat itu kecuali para rasul. Dan doa para rasul pada saat itu : “Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah, Pada shirath itu, terdapat pengait-pengait seperti duri pohon Sa’dan.”.  (HR. Bukhari dan Muslim)
.
Bagaimana Bentuk Shiroth:
.
Dalam hadits yang sudah disebutkan di atas terdapat beberapa sifat dan bentuk shirath, Yang akan di lewati oleh manusia, Ternyata jembatan tersebut sangat tipis, setipis silet, sehingga bisa membuat manusia terpeleset, Dalam riwayat lain: Shiroth lebih tajam dari pada pedang karena berukuran yang sangat tipis. Diatas shiroth ada pengait-pengait (seperti duri yang besar-besar) yang bergerak-gerak dan akan mencantol manusia lalu melemparkannya ke Neraka.
.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
.
ويوضع الصراط مثل حد الموسى، فتقول الملائكة: من تجيز على هذا؟ فيقول: من شئت من خلقي، فيقولون: سبحانك ماعبدناك حق عبادتك ".
Artinya:
“Di letakkanlah jembatan Shiroth (di atas neraka) setipis Silet, Lalu malaikat saat itu bertanya: (Wahai Robb), Siapakah yang akan melewati jembatan ini, Maka Allah menjawab:  yang akan melewati jembatan ini adalah siapa saja dari hamba-hambaku. Maka Malaikatpun berkata: “Maha suci Engkau Ya Robb, tidaklah kami dapat beribadah kepada-Mu dengan sebenar-benarnya.” (Shahih, HR.  al-Hakim dan dinilai shohih oleh imam Al-Hakim, Adz-Dzahabi, al-Albani, dll. (Ash-Shohihah, no. 941).
.
Dalam riwayat lain: Abu Said Al-Khudzri radhiyallahu Anhu  berkata:
.
قَالَ أَبُو سَعِيدٍ: بَلَغَنِي أَنَّ الْجِسْرَ أَدَقُّ مِنَ الشَّعْرَةِ، وَأَحَدُّ مِنَ السَّيْفِ،
.
“Sampai kepadaku kabar bahwa shiroth itu lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang”[Lihat Shahih Muslim 1/117].

.
Dan disebutkan lagi dalam hadits bahwa shirath tersebut memiliki kait-kait besar, yang mengait siapa yang melewatinya, sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini :
.
….وَيُضْرَبُ الصِّرَاطُ بَيْنَ ظَهْرَيْ جَهَنَّمَ، فَأَكُونُ أَنَا وَأُمَّتِي أَوَّلَ مَنْ يُجِيزُهَا، وَلاَ يَتَكَلَّمُ يَوْمَئِذٍ إِلَّا الرُّسُلُ، وَدَعْوَى الرُّسُلِ يَوْمَئِذٍ: اللَّهُمَّ سَلِّمْ سَلِّمْ، وَفِي جَهَنَّمَ كَلاَلِيبُ مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ، هَلْ رَأَيْتُمِ السَّعْدَانَ؟ "، قَالُوا: نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: " فَإِنَّهَا مِثْلُ شَوْكِ السَّعْدَانِ، غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَعْلَمُ مَا قَدْرُ عِظَمِهَا إِلَّا اللَّهُ، تَخْطَفُ النَّاسَ بِأَعْمَالِهِمْ،….
.
Dan dibentangkanlah jembatan jahannam. Akulah orang pertama yang melewatinya. Doa para rasul pada saat itu : “Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah”. Pada shirath itu, terdapat pengait-pengait seperti duri pohon Sa’dan. Pernahkah kalian melihatnya?” Para Sahabat menjawab, “Pernah, wahai Rasulullah.” “Maka ia seperti duri pohon Sa’dan, hanya saja tiada yang mengetahui ukuran besarnya kecuali Allah. Maka ia mengait manusia sesuai dengan amalan mereka”. (HR. al-Bukhari)
.
Kondisi Orang Yang Melewati Shiroth:
.
Setelah kita melihat sekilas tentang sifat-sifat shirath yang terdapat dalam hadits-hadits shahih. Berikutnya kita lihat pula bagaimana keadaan manusia ketika melewati shirath tersebut.
.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
.
….وَتُرْسَلُ الْأَمَانَةُ وَالرَّحِمُ، فَتَقُومَانِ جَنَبَتَيِ الصِّرَاطِ يَمِينًا وَشِمَالًا، فَيَمُرُّ أَوَّلُكُمْ كَالْبَرْقِ " قَالَ: قُلْتُ: بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي أَيُّ شَيْءٍ كَمَرِّ الْبَرْقِ؟ قَالَ: " أَلَمْ تَرَوْا إِلَى الْبَرْقِ كَيْفَ يَمُرُّ وَيَرْجِعُ فِي طَرْفَةِ عَيْنٍ؟ ثُمَّ كَمَرِّ الرِّيحِ، ثُمَّ كَمَرِّ الطَّيْرِ، وَشَدِّ الرِّجَالِ، تَجْرِي بِهِمْ أَعْمَالُهُمْ وَنَبِيُّكُمْ قَائِمٌ عَلَى الصِّرَاطِ يَقُولُ: رَبِّ سَلِّمْ سَلِّمْ، حَتَّى تَعْجِزَ أَعْمَالُ الْعِبَادِ، حَتَّى يَجِيءَ الرَّجُلُ فَلَا يَسْتَطِيعُ السَّيْرَ إِلَّا زَحْفًا "، قَالَ: «وَفِي حَافَتَيِ الصِّرَاطِ كَلَالِيبُ مُعَلَّقَةٌ مَأْمُورَةٌ بِأَخْذِ مَنِ اُمِرَتْ بِهِ، فَمَخْدُوشٌ نَاجٍ، وَمَكْدُوسٌ فِي النَّارِ
Artinya:
“Lalu diutuslah amanah dan rahim (tali persaudaraan) keduanya berdiri di samping kiri-kanan shirath tersebut. Orang yang pertama lewat seperti kilat”. Aku bertanya: “Dengan bapak dan ibuku (aku korbankan) demi engkau. Adakah sesuatu seperti kilat?” Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab :
.
“Tidakkah kalian pernah melihat kilat bagaimana ia lewat dalam sekejap mata? Kemudian ada yang melewatinya seperti angin, kemudian seperti burung dan seperti kuda yang berlari kencang.
.
Mereka berjalan sesuai dengan amalan-amalan mereka. Nabi kalian waktu itu berdiri di atas shirath sambil berkata: “Ya Allah selamatkanlah! selamatkanlah! Sampai para hamba yang lemah amalannya, sehingga datang seseorang lalu ia tidak bisa melewati kecuali dengan merangkak secara pelan-pelan”.
.
Beliau menuturkan (lagi) : “Pada kedua sisi shirath terdapat besi pengait yang bergantung untuk menyambar siapa saja yang diperintahkan untuk disambar. Maka ada yang terpeleset namun selamat dan ada pula yang terjungkir ke dalam neraka”. (Shahih, HR. Muslim).
.
Nasihat Ulama’ Tentang Seputar Shiroth:
.
Al-Imam Muhammad bin Ahmad Al-Qurthubi rahimahullah berkata, “Coba renungkan sekarang tentang apa yang akan engkau alami, berupa ketakutan yang ada pada hatimu ketika engkau menyaksikan shirath dan kehalusannya (bentuknya). Engkau memandang dengan matamu kedalaman neraka jahanam yang terletak dibawahnya.
.
Engkau juga mendengar gemuruh dan gejolaknya. Engkau harus melewati shirath itu sekalipun keadaanmu lemah, hatimu gundah, kakimu bisa tergelincir, punggungmu merasa berat karena memikul dosa, hal itu tidak mampu engkau lakukan seandainya engkau berjalan di atas hamparan bumi, apa lagi untuk di atas shirath yang begitu halus.
.
Bagaimana seandainya engkau meletakkan salah satu kakimu di atasnya, lalu engkau merasakan ketajamannya ! sehingga mengharuskan mengangkat tumitmu yang lain! Engkau menyaksikan makhluk-makhluk di hadapanmu tergelincir kemudian berjatuhan!
.
Mereka lalu ditarik oleh para malaikat penjaga neraka dengan besi pengait. Engkau melihat bagaimana mereka dalam keadaan terbalik ke dalam neraka dengan posisi kepala di bawah dan kaki di atas. Wahai betapa mengerikannya pemandangan tersebut. Pendakian yang begitu sulit, tempat lewat yang begitu sempit”[ At-Tadzkirah 1/381]
.
Imam al-Qurthubi rahimahullah menambahkan, “Bayangkanlah wahai saudaraku!. Seandainya dirimu berada di atas shirath, dan engkau melihat di bawahmu neraka Jahanam yang hitam-kelam, panas dan menyala-nyala, engkau saat itu sesekali berjalan dan sesekali merangkak”[ At-Tadzkirah 1/381]
.
Referensi:
Syarah Aqidah At-Thohawiyah Karya Abdul Aziz bin Abdillah Ar-Rojihi
Lawami’ul Anwar Al-Bahiyah Wa Sawathi’ul Asrar Al-Atsariyyah Karya Muhammad bin Ahmad As-Safarini
At-Tadzkiroh Bi Ahwalil Mauta Wa Umuril Akhiroh Karya Imam Muhammad bin Ahmad AlQurthubi
.
[Lilik Ibadurrohman]



1 komentar: