MAKANAN JIN MUSLIM
.
1.
Di Sebutkan dalam hadits Riwayat
Tirmidzi:
.
عن الشعبي عن علقمة قال : قلت لابن مسعود هل صحب النبي صلى الله عليه وسلم
ليلة الجن منكم أحد قال ما صحبه منا أحد ولكن افتقدناه ذات ليلة وهو بمكة : اغتيل, استطير, ما فعل به فبتنا بشر ليلة
بات بها قوم ، حتى إذا أصبحنا أو كان في وجه الصبح إذا نحن به يجيء من قبل حراء ،
قال فذكروا الذي كانوا فيه قال : فقال أتاني داعي الجن فأتيتهم فقرأت عليهم القرأن،
قال فانطلق فأرانا آثارهم وآثار نيرانهم ، قال الشعبي سألوه الزاد وكانوا من الجزيرة
، فقال كل عظم يذكر اسم الله عليه يقع في أيديكم أوفر ما كان لحما وكل بعرة أو
روثة علف لدوابكم; فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : فلا تستنجوا بهما فإنهما
زاد إخوانكم من الجن. (أخرجه الترمذي وأحمد وغيره) وقال الترمذي : هذا
حديث حسن صحيح
.
Al-Imam Asy Sya’bi Rahimahullah meriwayatkan
dari ‘Alqamah ia berkata; Aku bertanya kepada Ibnu Mas’ud Radhiyallahu Anhu;
Apakah seseorang dari kalian pernah menemani Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam pada malam gelap gulita?
.
Lalu ia menjaab ; Tidak ada
seorang pun dari kami yang menemani beliau, akan tetapi kami pernah kehilangan beliau
di suatu malam saat di Makkah, lalu kami berkata; Apakah beliau di culik, atau
di bawa kabur oleh seseorang?
.
Ia melanjutkan jawabannya ;
Maka kami pun melewati malam yang tidak mengenakkan (karena Nabi hilang dan tidak
di temukan), orang-orang pun tidur, pada waktu awal pagi, atau ia berkata;
Waktu sahur,, Kami mendapatinya datang dari arah gua, lalu kami bertanya;
.
Wahai Rasulullah, mereka
menyebutkan yang terjadi pada mereka. Beliau pun bersabda: “Sesungguhnya aku
didatangi penyeru (da’i) dari kalangan jin, lalu aku mendatangi mereka kemudian
membacakan Al-Qur’an kepada mereka.”
.
Ia berkata lagi; Beliau
mendatangi kami dan memperlihatkan bekas mereka dan bekas api mereka. Ia
berkata; Asy Sya’bi berkata; Mereka menanyakan kepada beliau tentang makanan.
Ibnu Abu Za`idah berkata; Amir berkata; Mereka bertanya kepada beliau pada
malam itu tentang makanan, padahal jin itu dari kalangan jin Jazirah. Maka
beliau menjawab:
.
“Setiap tulang yang
disebut nama Allah atasnya yang ada pada tangan kalian, ia makan apa yang ada
di atasnya yaitu daging. Dan setiap kotoran unta atau kotoran hewan, maka
akan berubah menjadi makanan pada hewan ternak kalian,
.
Rasulullah bersabda kepada
Sahabatnya : Maka janganlah kalian beristinja’ dengan dua benda itu karena
keduanya adalah makanan saudara kalian dari bangsa jin.” (HR. Muslim (450),
Ahmad No. 3935, Tirmidzi, dll. Imam Tirmidzi berkata: Hadits Hasan Shahih, di
shahihkan oleh imam Ibnu Hibban, Al-Arna’ut, Al-Albani, dll).
.
Dari Hadits diatas bisa di ketahui
bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam berkata kepada Jin Muslim : Dan
setiap kotoran unta atau kotoran hewan, maka akan berubah menjadi makanan pada
hewan ternak kalian, ini menunjukkan
bahwasanya Kotoran Hewan Ternak di Alam manusia bisa dijadikan
sebagai makanan ternak yang ada di Alam Jin.
.
Adapun Tulang dari binatang halal
yang di sembelih oleh manusia, maka tulang tersebut menjadi jatah makanan jin Muslim. Adapun jin kafir / Syetan
makanan mereka adalah makanan manusia yang tidak di sebut Bismillah sebelum
makan.
.
Lalu
didalam hadits diatas Nabi bersabda: “Maka janganlah kalian beristinja’
dengan dua benda itu karena keduanya adalah makanan saudara kalian dari bangsa
jin.”
Nabi menyebutkan “Saudara kalian
dari bangsa jin” ini menunjukkan jin dalam kisah ini adalah jin Muslim,
bukan jin kafir atau Syetan, karena jin kafir / syetan adalah musuh Manusia.
.
MAKANAN JIN KAFIR
.
Adapun Makanan Syetan Adalah:
Setiap Makanan yang di makan oleh seorang manusia, Namun orang tersebut tidak membaca Bismillah ketika
hendak makan.
Dalil-dalilnya Adalah:
.
Dalam hadits Shahih disebutkan :
.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " قَالَ إِبْلِيسُ: يَا ربِّ لَيْسَ أَحَدٌ
مِنْ خَلْقِكَ إِلَّا جَعَلْتَ لَهُ رِزْقًا وَمَعِيشَةً فَمَا رِزْقِي؟ قَالَ:
مَا لَمْ يُذْكَرْ عَلَيْهِ اسْمِي”.
Artinya:
Dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu
Anhuma berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: Dahulu
IBLIS pernah berdo’a: Wahai Tuhanku.., Tidaklah
Salah seorang dari makhlukmu (yaitu
manusia) kecuali telah engkau tentukan rizkinya, dan juga mata pencahariannya. Lalu
apa yang menjadi rizki saya Ya Robb?.. Maka Allahpun menjawab: “Setiap
Rizki yang tidak disebut namaku ketika dimakan manusia.”
.
(Shahih, HR. Abu Nu’aim dalam
hilyatul Auliya (8/126), lafadz Milik Abu Nu’aim, di riwayatkan pula oleh Abu
Syeikh dalam “Al-Adzamah” (5/1683), dan Dhiya’ Al-Maqdisi dalam kitab “Ahadits
Al-Mukhtaroh” (2/257), dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani Rahimahullah (As-Shahihah: 708)).
………………………..
.
Dalam riwayat lain, Dari Hudzaifah
bin Yaman Radhiyallahu Anhu berkata:
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
.
«إن الشيطان ليستحل الطعام الذي لم يذكر اسم الله عليه
Artinya:
“Sesungguhnya Syetan benar-benar akan
menjadikan halal baginya untuk makanan (yang dimakan manusia) namun tidak disebut
nama Allah (Ya’ni Bismillah).” (Shahih, HR. Abu Dawud (3766), Al-Baihaqi dalam Syu’abul iman (5444), dll. (Shahihul
Jami’: (1653)).
.
Dalil lainnya juga menunjukkan
setan itu makan dan minum yaitu dari hadits Jabir bin Abdillah Radhiyallahu
Anhu, ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
.
إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ
وَعِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ لاَ مَبِيتَ لَكُمْ وَلاَ عَشَاءَ. وَإِذَا
دَخَلَ فَلَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ أَدْرَكْتُمُ
الْمَبِيتَ. وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ عِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ أَدْرَكْتُمُ
الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ
.
“Jika salah seorang di antara kalian
memasuki rumahnya, lalu ia berdzikir pada Allah ketika memasukinya dan ketika
hendak makan, maka setan pun berkata (pada teman-temannya), “Sungguh kalian
tidak mendapat tempat bermalam dan tidak mendapat makan malam.”
.
Namun ketika seseorang memasuki
rumah dan tidak berdzikir pada Allah, setan pun berkata (pada teman-temannya),
“Akhirnya, kalian mendapatkan tempat bermalam.” Jika ia tidak menyebut nama
Allah ketika makan, setan pun berucap (pada teman-temannya), “Kalian akhirnya
mendapat tempat bermalam dan makan malam.” (HR. Muslim no. 2018).
.
Sebagaimana manusia terlarang
memakan daging yang disembelih tanpa menyebut nama Allah. Maka sama halnya
dengan jin beriman, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan
pada mereka makanan berupa tulang yang disebut nama Allah. Jin beriman tidak
boleh meninggalkan penyebutan ‘bismillah’. Sedangkan setan jadi menghalalkan
makanan yang tidak disebut nama Allah. Oleh karena itu, sebagian ulama berdalil
bahwa bangkai merupakan makanan setan karena bangkai itu berasal dari hewan
yang disembelih tanpa disebutkan bismillah.
.
Begitu pula sebagian ulama seperti
Ibnul Qayyim Rahimahullah berdalil bahwa minuman yang memabukkan adalah
minumannya setan / Jin kafir. Di antara yang dijadikan dalil adalah ayat,
.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ
وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ
.
“Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi
nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al Maidah:
90).
.
Karena yang meminum khomr adalah
wali setan dan atas perintahnya. Mereka sama dengan setan dalam amalan
tersebut. Jadi, peminum khomer pantas mendapatkan dosa dan siksa.
.
MAKANAN
BINATANG TERNAK DI ALAM JIN
.
Adapun makanan ternak yang ada di
alam bangsa jin, makanannya adalah setiap kotoran yang didapat dari kotoran hewan
– hewan ternak yang ada di alam manusia.
.
Dalam hadits shahih, bahwa Nabi Shallallahu
Alaihi Wasallam pernah berkata kepada Jin Muslim :
.
كل عظم
يذكر اسم الله عليه يقع في أيديكم أوفر ما كان لحما وكل بعرة أو روثة علف لدوابكم
.
“
“Setiap tulang yang
disebut nama Allah atasnya yang ada pada tangan kalian, ia makan apa yang ada
di atasnya yaitu daging. Dan setiap kotoran unta atau
kotoran hewan, maka akan berubah menjadi makanan pada hewan ternak kalian,” ((H.R.
Muslim (450), Ahmad No. 3935, Tirmidzi, dll).
.
Hadits
diatas menunjukkan bahwasanya “Kotoran
Hewan Ternak” di Alam manusia bisa dijadikan sebagai makanan ternak yang ada di
Alam Jin.
.
Referensi:
‘Alamul Jin wasy Syayaithin,
Syaikh Prof. Dr. ‘Umar bin Sulaiman bin ‘Abdullah Al Asyqor,
Tuhfatul Ahwadzi bi Syarh
Al-Jami’ Tirmidzi Karya Imam Al-Mubarokfuri
Syarh Sunan Abi Dawud Karya
Abdul-Aziz bin Abdullah bin Abdur Rohman Ar-Rajihi
Tafsirul Hadits Karya
Daruzah Muhammad Azzat
Mausu’atus Shahih Karya Prof
Dr. Hakmat bin Basyir bin Yasin
.
[Lilik Ibadur.R]
Terimakasih informasinya dan semoga bermanfaat bagi kami dan para pembaca yang lain. Amin
BalasHapusthank infonya sangat membantu, silahkan kunjungi balik web kami http://bit.ly/2NlzJZM
BalasHapus