.
Sesungguhnya
generasi terbaik dari umat ini ialah generasi para sahabat Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam. Mereka adalah orang orang yang terbaik dalam Agama ini
dalam hal keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan
Rasul-Nya, serta paling gigih dalam memperjuangkan Agama ini dan paling besar
pengorbanannya untuk Allah dan Rasul-Nya.
.
Pantas jika
Allah Subhanahu Wata’ala telah memuji mereka dalam Kitab-Nya ( Al Qur'an
), dan begitu pula Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam juga telah memuji mereka dalam sabda sabdanya
didalam Hadits, bahkan menjadikan mereka sebagai suri tauladan yang harus
diikuti dan dicontoh dalam hal memahami dan mengamalkan Agama ini, sehingga
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam telah merangkaikan pemahaman dan
pengamalan mereka dalam Agama menjadi suatu ikatan yang menjadi patokan hukum
dalam urusan Agama.
.
Hal ini tentu
saja didasari dengan sebab dan alasan yang kuat, diantaranya yaitu mereka (
para sahabat ) hadir dimasa saat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam
diutus, dan mereka juga hadir dimasa Ayat Ayat Al Qur'an diturunkan Allah Subhanahu
Wata’ala melalui malaikat Jibril untuk diwahyukan kepada Nabi Muhammad Shallallahu
Alaihi Wasallam.
.
Maka tentu saja
mereka akan lebih mengetahui dan memahami tentang Ayat Ayat Al- Qur'an yang
diturunkan tersebut karena mereka akan mendapat penjelasan dan contoh langsung
dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam tentang maksud dan tujuan serta
penerapan dari Ayat Ayat Al Qur'an yang diturunkan itu.
.
Oleh karena
itu, setiap orang yang ingin mengetahui, memahami, dan mengamalkan setiap
urusan dalam Agama ini, hendaklah merujuk dan mempedomani Kitab Al Qur'an dan
Hadits, serta merujuk kepada pemahaman para sahabat Nabi Shallallahu Alaihi
Wasallam dalam memahami dan mengamalkan Agama ini. Sebab hal ini adalah
sesuai dengan perintah Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam, dan barangsiapa
yang mengingkarinya, maka ia termasuk golongan yang tersesat dan celaka !!
.
Berikut
Ini Dalil-Dalil Yang Menunjukkan Keutamaan Sahabat
.
1.
Dalil Al-Qur’an:
.
Allah Subhanallahu
wa Ta'ala berfirman :
.
وَالسَّابِقُونَ
الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ
بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي
تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
(100)
.
"Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah, dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai didalamnya, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar." (QS. At-Taubah : 100).
"Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah, dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai didalamnya, mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar." (QS. At-Taubah : 100).
.
Al Hafizh Ibnu
Katsir Asy-Syafii berkata:
“Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengkhabarkan tentang keridhaan-Nya kepada orang-orang yang terdahulu dari para sahabat kalangan Muhajirin dan Anshar, serta orang-orang yang mengikuti jejak mereka dengan baik, dan ia juga mengkhabarkan tentang ketulusan ridha mereka kepada Allah, serta apa yang telah Ia sediakan untuk mereka dari jannah-jannah (surga-surga) yang penuh dengan kenikmatan, dan kenikmatan yang abadi.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/367).
“Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengkhabarkan tentang keridhaan-Nya kepada orang-orang yang terdahulu dari para sahabat kalangan Muhajirin dan Anshar, serta orang-orang yang mengikuti jejak mereka dengan baik, dan ia juga mengkhabarkan tentang ketulusan ridha mereka kepada Allah, serta apa yang telah Ia sediakan untuk mereka dari jannah-jannah (surga-surga) yang penuh dengan kenikmatan, dan kenikmatan yang abadi.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/367).
.
2.
Dalil Hadits:
.
v
Dari ‘Abdullah
bin Mas’ud Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِيْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ، ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ، ثُمَّ يَجِئُ قَوْمٌ تَسْبِقُ شَهَادَةُ أَحَدِهِمْ يَمِيْنَهُ، وَيَمِيْنُهُ شَهَادَتَهُ.
‘Sebaik-baik manusia adalah pada masaku ini (yaitu Masa Para Sahabat), kemudian yang sesudahnya, kemudian yang sesudahnya. Setelah itu akan datang suatu kaum yang persaksian salah seorang dari mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului persaksiannya.’”[Bukhari-Muslim]
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِيْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ، ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ، ثُمَّ يَجِئُ قَوْمٌ تَسْبِقُ شَهَادَةُ أَحَدِهِمْ يَمِيْنَهُ، وَيَمِيْنُهُ شَهَادَتَهُ.
‘Sebaik-baik manusia adalah pada masaku ini (yaitu Masa Para Sahabat), kemudian yang sesudahnya, kemudian yang sesudahnya. Setelah itu akan datang suatu kaum yang persaksian salah seorang dari mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului persaksiannya.’”[Bukhari-Muslim]
v .Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
النُّجُومُ أَمَنَةٌ لِلسَّمَاءِ فَإِذَا ذَهَبَتِ النُّجُومُ أَتَى السَّمَاءَ مَا تُوعَدُ وَأَنَا أَمَنَةٌ لِأَصْحَابِي فَإِذَا ذَهَبْتُ أَتَى أَصْحَابِي مَا يُوعَدُونَ وَأَصْحَابِي أَمَنَةٌ لِأُمَّتِي فَإِذَا ذَهَبَ أَصْحَابِي أَتَى أُمَّتِي مَا يُوعَدُونَ
النُّجُومُ أَمَنَةٌ لِلسَّمَاءِ فَإِذَا ذَهَبَتِ النُّجُومُ أَتَى السَّمَاءَ مَا تُوعَدُ وَأَنَا أَمَنَةٌ لِأَصْحَابِي فَإِذَا ذَهَبْتُ أَتَى أَصْحَابِي مَا يُوعَدُونَ وَأَصْحَابِي أَمَنَةٌ لِأُمَّتِي فَإِذَا ذَهَبَ أَصْحَابِي أَتَى أُمَّتِي مَا يُوعَدُونَ
Artinya:
"Sesungguhnya bintang-bintang itu adalah pengaman bagi langit. Jika bintang-bintang itu lenyap, maka akan datang apa yang telah dijanjikan atas langit. Aku adalah pengaman bagi sahabatku, jika aku telah pergi maka akan datang apa yang telah dijanjikan atas sahabatku. Dan sahabatku adalah pengaman bagi umatku, jika sahabatku telah pergi maka akan datang apa yang telah dijanjikan atas umatku". [HR Muslim]
"Sesungguhnya bintang-bintang itu adalah pengaman bagi langit. Jika bintang-bintang itu lenyap, maka akan datang apa yang telah dijanjikan atas langit. Aku adalah pengaman bagi sahabatku, jika aku telah pergi maka akan datang apa yang telah dijanjikan atas sahabatku. Dan sahabatku adalah pengaman bagi umatku, jika sahabatku telah pergi maka akan datang apa yang telah dijanjikan atas umatku". [HR Muslim]
.
v Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda ;
.
وَتَفْتَرِقُ
أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا
مِلَّةً وَاحِدَةً قَالُوا وَمن هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا أَنَا
عَلَيْهِ وأصحابي» . رَوَاهُ التِّرْمِذِيّ
.
" Umatku
akan terpecah sebanyak 73 golongan, yang semuanya akan masuk neraka kecuali
satu ". Para sahabat bertanya : "Golongan yang mana ( yang satu ) itu
?". Nabi SAW menjelaskan : " Yaitu ( yang mengikuti apa ) yang
sekarang aku lakukan ( Sunnahku), yang juga dilakukan oleh sahabat sahabatku
" . [Hadits Hasan, HR.Tirmidzi, dihasankan
oleh Syeikh Al-Albani (As-Shahihah: 204)]
.
v Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda ;
.
فإنه من يعش
منكم بعدى فسيرى اختلافا كثيرا , فعليكم بسنتى وسنة الخلفاء المهديين الراشدين ,
تمسكوا بها , وعضوا عليها بالنواجذ , وإياكم ومحدثات الأمور , فإن كل محدثة بدعة ,
وكل بدعة ضلالة ".
Artinya:
" Maka
sesungguhnya orang yang hidup setelah masaku sekarang pasti akan menemukan
berbagai perselisihan, karena itu wajib bagimu berpegang teguh pada Sunnahku
dan Sunnah Khulafaur Rasyidin yang telah mendapat hidayah. Peganglah itu olehmu
dan gigitlah dengan gerahammu kuat kuat. hendaklah kamu menjauhi
perkara-perkara yang baru, karena sesungguhya semua perkara yang baru adalah
bid'ah, dan semua bid'ah itu sesat " . [Shahih,
HR.Abu Dawud-Ibnu Majah-Baihaqi-Hakim, di shahihkan oleh imam Al-Hakim,
Adz-Dzahabi, Al-Albani, dll]
.
Dalam Atsar Sahabat
.
v Abdullah Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
إِنَّ اللهَ نَظَرَ فِي قُلُوْبِ الْعِبَادِ فَوَجَدَ قَلْبَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرَ قُلُوْبِ الْعِبَادِ، فَاصْطَفَاهُ لِنَفْسِهِ فَابْتَعَثَهُ بِرِسَالَتِهِ، ثُمَّ نَظَرَ فِي قُلُوْبِ الْعِبَادِ بَعْدَ قَلْبِ مُحَمَّدٍ، فَوَجَدَ قُلُوْبَ أَصْحَابِهِ خَيْرَ قُلُوْبِ الْعِبَادِ فَجَعَلَهُمْ وُزَرَاءَ نَبِيِّهِ يُقَاتِلُوْنَ عَلَى دِيْنِهِ، فَمَا رَأَى الْمُسْلِمُوْنَ حَسَنًا فَهُوَ عِنْدَ اللهِ حَسَنٌ، وَمَا رَأَوْا سَيِّئًا فَهُوَ عِنْدَ اللهِ سَيِّئٌ
“Sesungguhnya Allah memperhatikan hati para hamba-Nya. Allah mendapati hati Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hati yang paling baik, sehingga Allah memilihnya untuk diri-Nya dan mengutusnya sebagai pembawa risalah-Nya. Kemudian Allah melihat hati para hamba-Nya setelah hati Muhammad, Allah mendapati hati para sahabat beliau adalah hati yang paling baik. Oleh karena itu, Allah menjadikan para sahabat sebagai para pendukung Nabi-Nya yang berjuang demi membela agama-Nya. Apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin (para sahabat), pasti baik di sisi Allah. Apa yang dipandang buruk oleh mereka, pasti buruk di sisi Allah.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dalam al-Musnad, I/379, no. 3600. Syaikh Ahmad Syakir mengatakan bahwa sanadnya shohih).
إِنَّ اللهَ نَظَرَ فِي قُلُوْبِ الْعِبَادِ فَوَجَدَ قَلْبَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرَ قُلُوْبِ الْعِبَادِ، فَاصْطَفَاهُ لِنَفْسِهِ فَابْتَعَثَهُ بِرِسَالَتِهِ، ثُمَّ نَظَرَ فِي قُلُوْبِ الْعِبَادِ بَعْدَ قَلْبِ مُحَمَّدٍ، فَوَجَدَ قُلُوْبَ أَصْحَابِهِ خَيْرَ قُلُوْبِ الْعِبَادِ فَجَعَلَهُمْ وُزَرَاءَ نَبِيِّهِ يُقَاتِلُوْنَ عَلَى دِيْنِهِ، فَمَا رَأَى الْمُسْلِمُوْنَ حَسَنًا فَهُوَ عِنْدَ اللهِ حَسَنٌ، وَمَا رَأَوْا سَيِّئًا فَهُوَ عِنْدَ اللهِ سَيِّئٌ
“Sesungguhnya Allah memperhatikan hati para hamba-Nya. Allah mendapati hati Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hati yang paling baik, sehingga Allah memilihnya untuk diri-Nya dan mengutusnya sebagai pembawa risalah-Nya. Kemudian Allah melihat hati para hamba-Nya setelah hati Muhammad, Allah mendapati hati para sahabat beliau adalah hati yang paling baik. Oleh karena itu, Allah menjadikan para sahabat sebagai para pendukung Nabi-Nya yang berjuang demi membela agama-Nya. Apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin (para sahabat), pasti baik di sisi Allah. Apa yang dipandang buruk oleh mereka, pasti buruk di sisi Allah.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dalam al-Musnad, I/379, no. 3600. Syaikh Ahmad Syakir mengatakan bahwa sanadnya shohih).
.
v Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu juga mengatakan:
.
(من كان منكم مستناً فليستن بمن قد مات، فإن
الحي لا تؤمن عليه الفتنة، أولئك أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم، كانوا أفضل هذه
الأمة، أبرها قلوباً، وأعمقها علماً، وأقلها تكلفاً، قوم اختارهم الله لصحبة نبيه،
وإقامة دينه، فاعرفوا لهم فضلهم، واتبعوهم في آثارهم، وتمسكوا بما استطعم من
أخلاقهم ودينهم، فإنهم كانوا على الهدى المستقيم)
.
Artinya:
“Barangsiapa di
antara kalian yang ingin meneladani, hendaklah meneladani Para Shahabat
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wsallam. Karena sesungguhnya mereka adalah ummat
yang paling baik hatinya, paling dalam ilmunya, paling sedikit bebannya, dan
paling lurus petunjuknya, serta paling baik keadaannya. Suatu kaum yang Allah
telah memilih mereka untuk menemani Nabi-Nya, untuk menegakkan agama-Nya, maka
kenalilah keutamaan mereka serta ikutilah atsar-atsar -petunjuknya-, karena
mereka berada di jalan yang lurus.”
[Shahih, Dikeluarkan oleh Ibnu Abdil Baar dalam kitabnya Jami’ Bayanil Ilmi wa
Fadhlih II/947 no. 1810, tahqiq Abul Asybal Samir az-Zuhairy]
.
Selain Itu Dilarang Mencela Para Sahabat Nabi
.
Ø Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
.
مَنْ سَبَّ أَصْحَابِي فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَ المَلاَئِكَةِ وَ النَّاسِ أَجْمَعِيْنَ
.
.
مَنْ سَبَّ أَصْحَابِي فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَ المَلاَئِكَةِ وَ النَّاسِ أَجْمَعِيْنَ
.
Artinya:
“Barang siapa yang mencela sahabatku, maka atasnya laknat Allah, laknat malaikat dan laknat seluruh umat manusia”. [Hadits Hasan, HR Thabrani, dihasankan oleh Syeikh Al-Albani].
“Barang siapa yang mencela sahabatku, maka atasnya laknat Allah, laknat malaikat dan laknat seluruh umat manusia”. [Hadits Hasan, HR Thabrani, dihasankan oleh Syeikh Al-Albani].
.
Ø Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda
.
لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ
.
Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku. Andaikan ada di antara kalian yang menginfakkan emas sebesar gunung Uhud maka tidaklah akan bisa menyamai satu mud infak mereka dan bahkan tidak pula setengahnya. [HR. al-Bukhari dan Muslim].
.
لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ
.
Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku. Andaikan ada di antara kalian yang menginfakkan emas sebesar gunung Uhud maka tidaklah akan bisa menyamai satu mud infak mereka dan bahkan tidak pula setengahnya. [HR. al-Bukhari dan Muslim].
.
Ø Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda ;
.
(الله الله في أصحابي
لا تتخذوهم غرضا فمن أحبهم فبحبي أحبهم، ومن أبغضهم فببغضي أبغضهم، ومن آذاهم فقد
آذاني ومن آذاني فقد آذى الله، ومن آذى الله يوشك أن يأخذه) والحديث وإن كان فيه
ضعف لكن له شواهد.
.
Artinya:
"
Hendaknya kalian takut kepada Allah mengenai para sahabatku, jangan sampai
mereka dijadikan bahan makian. Barangsiapa yang mencintai mereka, hendaknya
mencintai mereka semata mata karena mencintaiku. Dan barangsiapa yang memusuhi
mereka, seakan akan telah memusuhiku. Barangsiapa yang menyusahkan mereka,
seakan akan telah menyusahkanku. Barangsiapa yang menyusahkanku berarti telah
menyusahkan Allah SWT. Dan barangsiapa yang menyusahkan Allah, sungguh siksa
Allah sangat dekat "
(Hadits Hasan lighairihi, HR.
Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Hibban, Al-Ajurri, dll, hadits ini sanadnya lemah, namun hadits
memiliki penguat, sehingga bisa naik ke derajat hasan lighairihi (Sebagaimana
kata Abdul Aziz bin Abdillah Ar-Rajihi dalam “Syarah Al-Aqidah At-Thohawiyah
(1/365)).
Ø Abdullah bin Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata:
.
(لا تسبوا أصحاب محمد فلمقام أحدهم مع رسول الله
ساعة خير من عمل أحدكم أربعين سنة) وفي رواية: (هي خير من عمل أحدكم عمره)
.
Artinya:
“Janganlah
kalian mencela sahabat Muhammad, Benar-benar berdirinya salah seorang mereka
bersama Rasulullah satu saat saja, itu lebih baik daripada amal salah
seorang kalian selana 40 tahun, (dalam riwayat lain: daripada amal salah
seorang kalian selama seumur hidup).” (Atsar
Shahih, disebutkan oleh Imam At-Thahawi
dalam Kitab Aqidah Thahawiyah (1/364)).
.
Wallahu Ta’ala
A’lam, Washallallahu Ala Nabiyyina Muhammad Wa’ala Alihi Washahbihi
Wasallam.
……………
[(Abu
Utsman)]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar