Sabtu, 30 November 2013

Pembahasan Letak Surga Sa'at Ini


Dimana Letak Surga Sa’at Ini?

Sahabat Anas bin Malik pernah ditanya tentang letak Surga:

فقد قال البغوي في تفسيره: وسئل أنس بن مالك رضي الله عنه عن الجنة: أفي السماء أم في الأرض؟ فقال: وأي أرض وسماء تسع الجنة؟ قيل: فأين هي؟ قال: فوق السماوات السبع تحت العرش. .

Artinya: Anas bin Malik Pernah ditanya tentang keberadaan surga, Apakah di langit ataukah di Bumi, Maka Anas menjawab: Bumi dan langit mana yang ada Surga seluas itu (tentu bukan di situ letaknya), Lalu beliau di Tanya lagi: Lalu dimana Surga itu? Beliau menjawab: "(tepatnya) di atas langit yang ke tujuh dan di bawah arasy." (di sebutkan oleh imam Al-Baghawi dalam Tafsirnya).

Dalil-dalil yang menunjukkan hal itu:

1. DALIL AL-QUR'AN:

Allah Ta’ala berfirman:


ولقد رآه نزلة أخرى عند سدرة المنتهى عندها جنة المأوى

Artinya:
"Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain. (yaitu) Di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal (Surga Al-Ma’wa)." (QS. An-Najm: 13-15).

Ibnu Rajab Rahimahullah berkata:

وقد ثبت أن سدرة المنتهى فوق السماء السابعة

Sedangkan telah diketahui bahwa sidratul muntaha terletak di atas langit ketujuh".

DALIL HADITS:


Pertama:

Dalam hadits Shahih, Anas bin Malik Radhiyallahu anhu menceritakan dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam:

كما في ((الصحيحين)) من حديث أنس رضي الله عنه في قصة الإسراء، وفي آخره: ((ثم انطلقَ بي جبرائيل، حتى أتى سِدْرَةَ المنتهى،فغشيها ألوانٌ لا أدري ما هي)). قال: ((ثم دخلت الجنّة؛ فإذا هي جنابِذُ اللؤلؤ،وإذا ترابها المسك)) رواه البخاري في (الصلاة، باب كيف فرضت الصلاة في الإسراء)،ومسلم في الإيمان، باب الإسراء برسول الله - صلى الله عليه وسلم - إلى السماوات وفرض الصلوات(.

Artinya:
“Tatkala Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam melanjutkan perjalanan bersama jibril menuju “sidratul Muntaha’’ (malam sa’at isra’ mi’raj), Nabi di selimuti oleh berbagai macam warna yang tidak diketahui, beliau bersabda (di hadapan para sahabat): “kemudian saya masuk ke Surga, tiba-tiba di dalamnya terdapat atap-atap (rumah) yang terbuat dari Mutiara, tanahnya juga terbuat dari minyak misik yang harum”. (Shahih, HR Bukhari dan Muslim).

Dari dalil diatas menunjukkan Surga di langit yang ketujuh , karena Rasulullah bermi’raj sampai ke sidratul Muntaha yang berada di langit yang ke tujuh.

Kedua:

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ، فَإِنَّهُ وَسَطُ الْجَنَّةِ، وَأَعْلَى الْجَنَّةِ، وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ مِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ»

Artinya:

“Apabila kalian memohon kepada Allah, maka mohonlah surga Firdaus, karena ia adalah surga yang terletak paling tengah dan tempatnya paling tinggi, dan di atasnya Arsyur-Rohman, Dari firdaus memancar sungai-sungai surga."” [HR al-Bukhari: 2790]

Dari dalil diatas menunjukkan Surga firdaus letaknya di bawah Arasy.
Sedangkan Arasy letaknya juga di atas langit yang ke tujuh.

Ketiga:

Tentang keberadaan Arwah Para Syuhada’ yang gugur di Medan Perang karena membela agama islam. Pada hadits shahih Muslim disebutkan "

«أَرْوَاحُهُمْ فِي جَوْفِ طَيْرٍ خُضْرٍ، لَهَا قَنَادِيلُ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ، تَسْرَحُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ شَاءَتْ، ثُمَّ تَأْوِي إِلَى تِلْكَ الْقَنَادِيلِ، فَاطَّلَعَ إِلَيْهِمْ رَبُّهُمُ اطِّلَاعَةً»،

Artinya:

"Arwah para syuhada berada dalam tembolok burung hijau, mereka beristirahat menuju lentera-lentera yang digantungkan di bawah ‘Arsy. mereka dapat keluar masuk dari tempat kediamannya di surga sesuka hati, kemudian mereka kembali lagi menuju lentera-lentera yang digantungkan di bawah arasy,....." (Shahih, HR Muslim)

Dari hadits diatas menunjukkan keistimewaan seorang yang berperang di jalan Allah, ketika gugur. arwah-arwah para syuhada’ berada didalam tembolok burung-burung hijau yang beterbangan di bawah arasy, dan singgah di lentera-lentera yang bergantung di bawah Arasy, dan mereka dibawa terbang sesuka hati di Surga.

Maraji':


'Yaqzhatu Ulil I'tibar mimma Warada Fi Dzikrin Nar wa Ashhabin Nar'  karya  Shiddiq Hasan Khan.
Al-Ma’alim Al-Aqdiyah Fil Jannati Wan-Nari Inda Ahlis Sunnah  Karya  Adil Sulaiman Al-Quthawi.

[Lilik IbadurR (Abu Utsman)]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar