Rabu, 04 Desember 2013

Maryam Bukanlah Wanita Pezina





Allah Subhanahu Wata’ala memberi gambaran terhadap ketauladanan seorang muslimah dimasa lalu, yang sangat layak untuk di contoh para muslimah saat ini, seperti melalui ibroh atau contoh yang bisa di petik dari kisah Maryam binti imron.
.
Melalui kisah Maryam, seorang akhwat akan mudah menyadari dan senantiasa tegar dalam keta’atan kepada Allah dan selalu belajar dalam mamperbaiki diri untuk meraih ilmu yang bermafaat bagi dirinya, terutama ilmu-ilmu yang berkaitan agamanya. Bagaimana menjaga kesucian diri melalui iffah yang TEPAT. Bagaimana menjadi muslimah tangguh.
.
Sekarang kita lihat contoh yang di lakukan Maryam binti Imron ketika di datangi oleh malaikat jibril yang menjelma seperti manusia, perhatikanlah jawaban seorang hamba Allah yang telah dididik dengan baik oleh Nabi Zakariya alaihissalam. dan keluarganya Imran dengan baik, jawaban wanita suci yang Allah persiapkan untuk melahirkan seorang calon Nabi.
.
Ketika Jibril datang menghampiri Maryam dalam keadaan manusia yang sempurna (artinya Jibril datang dalam keadaan sebaik-baiknya bentuk manusia dalam arti ketampanannya, kerapiannya, maupun tuturkata yang sangat lembut) di ruang pingitan Maryam untuk menyampaikan wahyu ilahi. Maka Maryam binti Imran Berkata:
.
“qa lat inni a’udzu birrahmani minka inkunta taqiyya”
.
Artinya Maka Berkatalah Maryam: Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada yang Maha Pengasih, jika kamu seorang yang bertaqwa…”
.
Inilah Kisahnya, Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
.
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ مَرْيَمَ إِذِ انْتَبَذَتْ مِنْ أَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا (16) فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُونِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا (17) قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا (18) قَالَ إِنَّمَا أَنَا رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلَامًا زَكِيًّا (19) قَالَتْ أَنَّى يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ وَلَمْ أَكُ بَغِيًّا (20) قَالَ كَذَلِكِ قَالَ رَبُّكِ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَلِنَجْعَلَهُ آيَةً لِلنَّاسِ وَرَحْمَةً مِنَّا وَكَانَ أَمْرًا مَقْضِيًّا (21)
Artinya:
”Dan ceritakanlah (Muhammad) tentang kisah Maryam didalam Kitab (Al-Qur’an), (Yaitu) ketika ia mengasingkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur (Baitul Maqdis).
.
Lalu ia memasang tabir (yang melindunginya) dari mereka, lalu Kami mengutus Jibril kepadanya, maka dia (jibril) menampakkan diri dalam bentuk manusia yang sempurna.
.
Maryampun berkata: Sungguh aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Pengasih terhadapmu, jika engkau termasuk orang yang bertakwa.
.
Jibril menjawab: Sesungguhnya aku hanyalah utusan Tuhanmu, untuk menyampaikan anugerah kepadamu seorang anak laki-laki yang suci.”
.
Lalu Maryam berkata: Bagaimana mungkin aku mempunyai anak laki-laki, padahal tidak ada seorang laki-laki yang menyentuhku dan aku bukan seorang pezina.
.
Jibril menjawab: ”Demikianlah”, Tuhanmu berfirman; Hal itu mudah bagi-Ku, dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan".
(QS. Maryam: 21).
.
Faedah dari hadits diatas:
.
1.      Pentingnya berhijab diri dari orang-orang ajnabiyah dan bukan Mahramnya, ayat ini juga menunjukkan bahwasanya Maryam adalah wanita yang ta’at beribadah kepada Allah.
.
2.      Ayat ini menunjukkan adanya Kemampuan Malaikat yang mampu menjelma seperti manusia, contohnya Jibril yang menjelma seperti lelaki yang sangat tampan, rapi dan bersih.
.
3.      Ayat diatas menunjukkan bahwasanya Maryam adalah wanita yang suci, bukan wanita pezina. Ayat ini menjadi bantahan untuk orang-orang Yahudi yang menuduh bahwasanya Maryam berzina dengan laki-laki yang bernama Yusuf An-Najjar.
.
4.      Ayat ini menunjukkan bahwasanya Allah memiliki sifat Qudroh (berkehendak), Allah mampu menjadikan isa sebagai hamba yang terlahir dari Maryam, akan tetapi isa terlahir tanpa Ayah.
.
5.      Segala yang diputuskan oleh Allah akan terjadi, ini menunjukkan adanya Takdir dari Allah, berbeda dengan pemahaman Qadariyah yang menetapkan bahwasanya Allah tidak memiliki Qudrah untuk menentukan apa saja terhadap hambanya.
. 
[Lilik Ibadurrohman]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar