1. BURUNG yang
beterbangan di bawah Arasy dan singgah di Lentera yang bergelantungan di bawah
Arasy (dan Burung Ini Beterbangan Didalam Surga)
.
Dalam Shahih Muslim, dari Masyruq rahimahullah,
berkata: "Kami bertanya kepada Abdullah tentang ayat ini (QS. Ali Imran:
169)
Dia menjawab, "adapun kami
telah bertanya tentang hal (kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam),
lalu beliau menjawab:
.
أرواحهم في جوف طير خضر لها قناديل معلقة بالعرش
تسرح من الجنة حيث شاءت ثم تأوي إلى تلك القناديل فاطلع إليهم ربهم اطلاعة فقال هل
تشتهون شيئا قالوا أي شيء نشتهي ونحن نسرح من الجنة حيث شئنا ففعل ذلك بهم ثلاث
مرات فلما رأوا أنهم لن يتركوا من أن يسألوا قالوا يا رب نريد أن ترد أرواحنا في
أجسادنا حتى نقتل في سبيلك مرة أخرى فلما رأى أن ليس لهم حاجة تركوا
Artinya:
"Sesungguhnya ruh-ruh para syuhada’ itu ada di dalam
tembolok burung hijau. Baginya ada lentera-lentera yang tergantung di 'Arsy.
Mereka (bersama burung) bebas menikmati surga sekehendak mereka, kemudian singgah
pada lentera-lentera itu. Kemudian
Rabb mereka memperlihatkan diri kepada mereka dengan jelas, lalu bertanya: “Apakah
kalian menginginkan sesuatu?” Mereka menjawab: “Apalagi yang kami
inginkan sedangkan kami bisa menikmati surga dengan sekehendak kami?” Rabb
mereka bertanya seperti itu sebanyak tiga kali. Maka tatkala mereka merasa
bahwasanya mereka harus minta sesuatu, mereka berkata, “Wahai Rabb kami!
kami ingin ruh kami dikembalikan ke jasad-jasad kami sehingga kami dapat
berperang di jalan-Mu sekali lagi. “Maka tatkala Dia melihat bahwasanya mereka
tidak mempunyai keinginan lagi, mereka ditinggalkan.” (HR. Muslim)
.
2. Belalang atau yang
sejenisnya (seperti laron dan kupu-kupu) yang hinggap di pohon Sidratul Muntaha
di langit ke Tujuh.
.
Hadis
dari Asma bintu Abu Bakr radhiyallahu ‘anhuma, beliau mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang Sidratul
Muntaha,
يَسِيرُ الرَّاكِبُ فِي ظِلِّ الفَنَنِ مِنْهَا مِائَةَ سَنَةٍ، أَوْ يَسْتَظِلُّ بِظِلِّهَا مِائَةُ رَاكِبٍ، فِيهَا فَرَاشُ الذَّهَبِ كَأَنَّ ثَمَرَهَا الْقِلَالُ
Artinya:
"Orang yang naik kuda baru bisa melintasi bayang-bayangnya selama seratus tahun atau seratus penunggang kuda, bisa dinaungi bayang-bayangnya, di sana ada belalang dari emas, buahnya seperti kendi yang besar-besar."
(Hadits Hasan lighairihi, HR. Turmudzi 2541 di shahihkan oleh imam Al-Hakim dalam Mustadrok, di hasankan oleh Tirmidzi dan Al-Albani (Shahih Tharghib Wat Tarhib (3727)).
.....
Imam Ibnu Rojab Al-Hambali Rahimahullah berkata:
"فراش من ذهب، هو مثل الجراد ونحوه، مما يطير ويقع على الشجر" makna "Farosyun min Dzahab" adalah : binatang seperti belalang atau yang semisalnya (laron, kupu-kupu, dll), yang sering beterbangan dan hinggap pada pohon." (Fathul Bari li Ibnu Rojab: 2/325)
يَسِيرُ الرَّاكِبُ فِي ظِلِّ الفَنَنِ مِنْهَا مِائَةَ سَنَةٍ، أَوْ يَسْتَظِلُّ بِظِلِّهَا مِائَةُ رَاكِبٍ، فِيهَا فَرَاشُ الذَّهَبِ كَأَنَّ ثَمَرَهَا الْقِلَالُ
Artinya:
"Orang yang naik kuda baru bisa melintasi bayang-bayangnya selama seratus tahun atau seratus penunggang kuda, bisa dinaungi bayang-bayangnya, di sana ada belalang dari emas, buahnya seperti kendi yang besar-besar."
(Hadits Hasan lighairihi, HR. Turmudzi 2541 di shahihkan oleh imam Al-Hakim dalam Mustadrok, di hasankan oleh Tirmidzi dan Al-Albani (Shahih Tharghib Wat Tarhib (3727)).
.....
Imam Ibnu Rojab Al-Hambali Rahimahullah berkata:
"فراش من ذهب، هو مثل الجراد ونحوه، مما يطير ويقع على الشجر" makna "Farosyun min Dzahab" adalah : binatang seperti belalang atau yang semisalnya (laron, kupu-kupu, dll), yang sering beterbangan dan hinggap pada pohon." (Fathul Bari li Ibnu Rojab: 2/325)
.
3. Buraq Untuk Tunggangan
Rasulullah
Dari Hudzaifah Radhiyallahu Anhu,
dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
أُتيتُ بالبراقِ، وهو دابةٌ أبيضُ طويلٌ
(وفي رواية: فَوق الْحمار وَدون الْبَغْل), يضعُ حافرهُ عند مُنتهى طرفه (وفي
رواية: فركبته( فلم نُزَايل ظهرهُ أنا وجبريل، حتى أتيتُ بيت المقدس، ففتحتْ لي
أبواب السماء ورأيت الجنة والنار"
Artinya:
“Aku diberi
Buroq, ia adalah binatang tunggangan yang putih, tinggi besar, (Dalam riwayat
lain: Tingginya diatas keledai dan dibawah Bighol), kecepatan jalannya secepat
kedipan mata, (Dalam riwayat lain: lalu akupun menungganginya), tidaklah aku
bersama jibril di tunggangannya sehingga aku sampai ke Baitul Maqdis (di
palestina),
.
lalu di Baitul Maqdis dibukakanlah
bagiku pintu-pintu LANGIT, dan saat itu aku melihat Surga dan Neraka.
.
(Hadits diatas sanadnya Hasan,
Hadits Riwayat Ahmad, di nilai hasan oleh Ibnu Katsir dalam Jami’ul Masanid
(2/349), Al-Arna’ut dalam Tahqiq Musnad Ahmad (38/356), dan juga Syeikh
Al-Albani, dalam As-Shahihah: 875)).
.
Dari hadits diatas menunjukkan bahwa
Rasulullah melihat Surga dan Neraka di Langit saat pintu-pintu langit dibuka.
.
4. Hewan-Hewan Tunggangan Yang Ada
Di Surga (Seperti Kuda, Onta, dll)
.
Dalam hadits disebutkan:
.
.
Dalam hadits disebutkan:
.
عن
عبد الرحمن بن ساعدة رضي الله عنهـ قال كنت أحب الخيل فقلت يا رسول الله هل في
الجنة خيل فقال إن أدخلك الله الجنة يا عبد الرحمن كان لك فيها فرس من ياقوت له
جناحان تطير بك حيث شئت . رواه
الطبراني ورواته ثقات
Artinya:
Dari Abdurrahman bin Sa’idah Radhiyallahu Anhu berkata : Aku
sangat menyukai KUDA, Wahai Rasulullah, 'Apakah di Surga Ada Binatang KUDA?'
Maka Nabi menjawab :” Wahai Abdurrahman, 'Jika Allah
memasukkan engkau ke dalam surga, maka engkau akan menunggangi KUDA dari yakut
(Mutiara), Memiliki dua Sayap. Ia akan terbang membawa engkau ke mana saja
engkau suka." (Hadits Hasan, HR
Thabrani di Mu’jam Al-Kabir, dishahihkan oleh Imam Al-Haitsami, Al-Mundziri.
dan di hasankan oleh Al-Albani. (Shahih Targhib Wat-Tarhib: 3755))
.
Dalam riwayat lain:
.
سأل رجل للنبي صلى الله
عليه وسلم: يا رسول الله هل في الجنة من إبل!.. قال.. إن يدخلك الله الجنة يكن لك فيها ما اشتهت نفسك
ولذت عينك
Artinya:
“Ada
seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah: Apakah di Surga ada Onta?,
lalu Rasulullah menjawab: “Jika Allah memasukkan anda kedalam Surga, maka akan
di sediakan tunggangan di Surga sesuai
yang di inginkan oleh hati (jiwa) anda dan yang di inginkan oleh mata anda.” (HR. Tirmidzi, Ahmad, dll. Syeikh Al-Albani menilai
hasan lighairihi (Shahih Targhib Wat-Tarhib: 3756))
.
5. Hewan-Hewan Yang Ada
Di Neraka (Seperti Ular, Kalajengking, dll)
.
Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda:
Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda:
.
إِنَّ الَّذِي لَا يُؤَدِّي زَكَاةَ
مَالِهِ يُمَثَّلُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شُجَاعٌ أَقْرَعُ لَهُ زَبِيبَتَانِ قَالَ: يَلْزَمُهُ،
أَوْ يُطَوِّقُهُ قَالَ: يَقُولُ لَهُ :
أَنَا كَنْزُكَ أَنَا كَنْزُكَ "
.
Artinya:
Artinya:
''Siapa yang
dikaruniai oleh Allah kekayaan tetapi tidak mengeluarkan zakatnya, maka pada hari kiamat nanti ia akan didatangi oleh seekor ular jantan gundul, yang sangat
berbisa dan sangat menakutkan dengan sambil berteriak, 'Saya adalah kekayaanmu,
saya adalah kekayaanmu yang kau timbun-timbun dulu.''
(Shahih, HR. Ahmad (6210), di
shahihkan oleh ibnu Huzaimah, Syeikh Syu’aib Al-Arna’ut, Abdul Qadir Al-Arna’ut,dll
(Jami’ul Ushul (2660))
.
6. Hewan-Hewan Ternak
Yang Ada di Alam Jin
.
Dalam hadits shahih, bahwa Nabi Shallallahu
Alaihi Wasallam pernah berkata kepada Jin Muslim :
.
كل عظم يذكر اسم
الله عليه يقع في أيديكم أوفر ما كان لحما وكل بعرة أو روثة علف لدوابكم
.
Artinya:
“Setiap tulang yang disebut
nama Allah atasnya yang ada pada tangan kalian, ia makan apa yang ada di
atasnya yaitu daging. Dan setiap kotoran unta atau kotoran hewan, maka
akan berubah menjadi makanan pada hewan ternak kalian,” ((H.R.
Muslim (450), Ahmad No. 3935, Tirmidzi, dll).
.
Hadits diatas menunjukkan
bahwasanya “Kotoran Hewan Ternak” di Alam manusia bisa dijadikan sebagai
makanan ternak yang ada di Alam Jin.
.
7. Ular-Ular TINNIN berkepala
7 di Alam Barzah
.
Dalam sebuah hadits disebutkan:
.
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ:
«الْمُؤْمِنُ فِي قَبْرِهِ فِي رَوْضَةٍ، وَيُرَحَّبُ لَهُ قَبْرُهُ سَبْعِينَ
ذِرَاعًا، وَيُنَوَّرُ لَهُ كَالْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ، أَتَرَوْنَ فِيمَا
أُنْزِلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ»: {فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا، وَنَحْشُرُهُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى} [طه: 124]، قَالَ: «أَتَدْرُونَ مَا الْمَعِيشَةُ
الضَّنْكُ؟»، قَالُوا: اللَّهُ وَرَسُولُهُ [ص:522] أَعْلَمُ، قَالَ: «عَذَابُ
الْكَافِرِ فِي قَبْرِهِ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّهُ لَيُسَلَّطُ
عَلَيْهِمْ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ تِنِّينًا، أَتَدْرُونَ مَا التِّنِّينُ؟»،
قَالَ: «تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ حَيَّةً لِكُلِّ حَيَّةٍ سَبْعَةُ رُءُوسٍ
يَنْفُخُونَ فِي جِسْمِهِ وَيَلْسَعُونَهُ، وَيَخْدِشُونَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ»
رواه
أبو يعلى
[حكم حسين سليم أسد] : إسناده حسن
Artinya:
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata: Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam bersabda: “Orang mikmin di dalam kuburnya seperti
raudhah (taman), dilapangkan kuburnya
sejauh tujuh puluh hasta, di sinari kuburnya seperti cahaya bulan purnama.
Taukah kalian tentang apa ayat yang diturunkan ini..?!,
.
Para sahabat menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu”. Lalu
nabi berkata: tentang Adzab kubur orang kafir di kuburnya, Demi jiwaku yang
berada di Tangan-Nya, sesungguhnya orang kafir akan di sengat 99 TINNIN, apakah
kalian tahu tentang TINNIN..?!!,
.
lalu Nabi melanjutkan sabdanya: “itu adalah 99 Ular, setiap 1 ular
memiliki 7 kepala, semua kepala meniup-niup jasad orang kafir itu, lalu
menyengatnya, dan merobek-robeknya sampai hari kiyamat.” (Hadits Hasan, HR Ibnu Hibban, Abu Ya’la (6647), dll. di
Shahihkan oleh Al-Baihaqi, di hasankan oleh Al-Arna’ut, Husain Sulaim Asad,
dll.)
.
8.
Dabbah yang akan
berbicara pada Manusia ketika mendekati Hari Kiyamat,
.
Ada Sejenis
Dabbah Asing Dari Dalam Bumi, dan Akan Keluar Ke Permukaan Bumi (Sebelum Datang
Hari Kiyamat), Binatang ini Juga dapat Berbicara Pada Manusia.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
وَإِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِنَ الْأَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لَا يُوقِنُون
Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami (QS: An-Naml [27] : 82)
Imam Ibnu Katsir رحمه الله mengatakan dalam tafsir ayat diatas bahwa : Ad Daabbah ini akan keluar di akhir zaman ketika manusia sudah semakin rusak. Ketika manusia sudah meninggalkan apa yang Allah سبحانه وتعالى perintahkan kepada mereka. Dan ketika manusia sudah merubah (menukar) Dienul Islam yang benar menjadi Agama yang baathil.
Kata beliau Imaam Ibnu Katsiir رحمه الله dalam tafsirnya selanjutnya mengaatakan, bahwa “Allah سبحانه وتعالى mengeluarkan Ad Daabbah dari bumi, lalu binatang itu berbicara kepada mereka”.
Jadi ketika Manusia di Bumi tidak ada lagi Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar, maka Allah akan mengeluarkan Sejenis binatang Dabbah dari dalam Bumi, binatang tersebut bisa berbicara kepada Manusia.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
وَإِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِنَ الْأَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لَا يُوقِنُون
Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami (QS: An-Naml [27] : 82)
Imam Ibnu Katsir رحمه الله mengatakan dalam tafsir ayat diatas bahwa : Ad Daabbah ini akan keluar di akhir zaman ketika manusia sudah semakin rusak. Ketika manusia sudah meninggalkan apa yang Allah سبحانه وتعالى perintahkan kepada mereka. Dan ketika manusia sudah merubah (menukar) Dienul Islam yang benar menjadi Agama yang baathil.
Kata beliau Imaam Ibnu Katsiir رحمه الله dalam tafsirnya selanjutnya mengaatakan, bahwa “Allah سبحانه وتعالى mengeluarkan Ad Daabbah dari bumi, lalu binatang itu berbicara kepada mereka”.
Jadi ketika Manusia di Bumi tidak ada lagi Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar, maka Allah akan mengeluarkan Sejenis binatang Dabbah dari dalam Bumi, binatang tersebut bisa berbicara kepada Manusia.
.
9.
Jashashah,
sejenis hewan Dabbah yang menjaga Dajjal di sebuah pulau.
.
Kisah Sahabat Tamim Ad-Dari bersama Rombongannya (30 orang) yang berlayar dengan Kapanya di lautan luas, dan kapalnya terdampar di sebuah Pulau, di situlah Tamim Ad-Dari ketemu Jassasah dan juga Dajjal yang terikat. Jassasah ini berkata:
.
أَنَا الْجَسَّاسَةُ ، أَيُّهَا الْقَوْمُ انْطَلِقُوا إِلَى هَذَا الرَّجُلِ فِي الدَّيْرِ، فَإِنَّهُ إِلَى خَبَرِكُمْ بِالْأَشْوَاقِ
.
“…Saya adalah Al-Jassasah…..”wahai orang-orang pergilah kalian kepada seorang laki-laki yang berada di biara itu (yaitu Dajjal). Sesungguhnya ia sangat ingin mendengarkan berita-berita dari kalian!” ….[Hadits Shahih, HR. Muslim]
.
Tentang al jassasah ini, Imam Nawawi Rahimahullah mengatakan bahwa dinamakan al jassasah dikarenakan Binatang itu ditugaskan untuk tajasssus atau memata-matai dan menyelidiki untuk mencari berbagai berita yang akan diberikan kepada dajjal. (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz XVII hal 104)
.
Ibnu Manzhur Rahimahullah mengatakan bahwa al jassasah berada disuatu pulau ditengah laut memata-matai sambil mencari berita yang akan diberikan kepada dajjal.. sebagaimana disebutkan didalam hadits Tamim ad-Dari, yang mengatakan,
.
”Saya adalah al jassasah” yaitu binatang yang dilihat disuatu pulau ditengah laut. Dan dinamakan dengan nama itu dikarenakan binatang itu mencari berbagai berita untuk diberikan kepada dajjal." (Lisanul Arab juz VI hal 38)
Kisah Sahabat Tamim Ad-Dari bersama Rombongannya (30 orang) yang berlayar dengan Kapanya di lautan luas, dan kapalnya terdampar di sebuah Pulau, di situlah Tamim Ad-Dari ketemu Jassasah dan juga Dajjal yang terikat. Jassasah ini berkata:
.
أَنَا الْجَسَّاسَةُ ، أَيُّهَا الْقَوْمُ انْطَلِقُوا إِلَى هَذَا الرَّجُلِ فِي الدَّيْرِ، فَإِنَّهُ إِلَى خَبَرِكُمْ بِالْأَشْوَاقِ
.
“…Saya adalah Al-Jassasah…..”wahai orang-orang pergilah kalian kepada seorang laki-laki yang berada di biara itu (yaitu Dajjal). Sesungguhnya ia sangat ingin mendengarkan berita-berita dari kalian!” ….[Hadits Shahih, HR. Muslim]
.
Tentang al jassasah ini, Imam Nawawi Rahimahullah mengatakan bahwa dinamakan al jassasah dikarenakan Binatang itu ditugaskan untuk tajasssus atau memata-matai dan menyelidiki untuk mencari berbagai berita yang akan diberikan kepada dajjal. (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz XVII hal 104)
.
Ibnu Manzhur Rahimahullah mengatakan bahwa al jassasah berada disuatu pulau ditengah laut memata-matai sambil mencari berita yang akan diberikan kepada dajjal.. sebagaimana disebutkan didalam hadits Tamim ad-Dari, yang mengatakan,
.
”Saya adalah al jassasah” yaitu binatang yang dilihat disuatu pulau ditengah laut. Dan dinamakan dengan nama itu dikarenakan binatang itu mencari berbagai berita untuk diberikan kepada dajjal." (Lisanul Arab juz VI hal 38)
.-----------------
[Lilik IbadurR]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar